Apa itu Dropshipper, Reseller, dan Supplier? Bagaimana Cara Kerjanya

Ifan Prasya 26 Agu 2022 6 Menit 0

2 — Kualitas produk lebih terjamin

Karena semua prosesnya kamu lakukan sendiri, mulai dari mencari bahan, proses produksi, penyimpanan, pengemasan hingga distribusi; maka kamu juga bisa memantau dan menentukan kualitasnya.

Hal ini juga berpengaruh pada harga yang akan ditetapkan. Jika kualitasnya top markotop, maka harganya pun akan mengikuti.

3 — Lebih mudah membangun brand

Jelas, ya. Karena semuanya serba ditentukan oleh supplier itu sendiri. Baik dari nama produk, desain kemasan, sampai gaya komunikasi saat melakukan pemasaran.

Dengan begitu, brand kamu akan lebih dikenal dan diingat oleh pelanggan, dibanding mereka yang berjualan barang yang sama (dropshipper / reseller). Jika sudah begitu, retensi pembelian (repeat order) akan mudah terjadi.

Kekurangan Supplier

Walaupun memiliki banyak keuntungan, menjadi supplier juga tidak terlepas dari kekurangan seeperti di bawah.

1 — Modal awal relatif lebih besar dibanding reseller

Hal ini tidak bisa disangkal, karena memang butuh modal yang lumayan. Jika produksi sendiri, kamu membutuhkan alat produksi, belanja bahan, aneka kemasan, bahkan sampai biaya distribusi dan pemasaran.

Namun untuk skala produsen UMKM, hal ini tak perlu dikhawatirkan. Rentang modal yang dibutuhkan juga bisa kok dimulai dari angka Rp1-2 jutaan.

2 — Risiko barang tidak laku lebih tinggi

Berbeda dengan menjual barang milik orang lain, menjadi produsen juga punya tantangan tersendiri. Kamu harus mampu menanggung risiko jika ternyata produk yang dijual tidak laku.

Nah, pada fase ini, dibutuhkan kemampuan seller untuk menganalisis, kenapa barangnya tidak laku. Apakah karena kualitas produk, kalah saing, atau justru cara pemasaran yang keliru?

3 — Proses perencanaan hingga pemasaran cukup panjang

Selain risiko rugi, tantangan lainnya adalah perjalanan yang lumayan panjang. Mulai dari mencari ide bisnis, membuat business plan, mulai produksi barang, membangun reputasi, hingga mengumpulkan calon pelanggan.

Semua ini jika tidak ditelateni, akan susah untuk mencapai “garis finish”. Karena itu, dibutuhkan mental pebisnis yang sangat mendasar: pantang menyerah, pasti ada jalan. (Bukan iklan lho ya 😀 )

Contoh Supplier Barang

1 — Agradaya

Agradaya supplier

Instagram @agradaya

2 — Naruna

Naruna supplier

Instagram @naruna. Official

Rangkuman

Dropshipper, reseller, supplier, merupakan model bisnis. Sebenarnya juga masih ada 1 lagi: distributor/agen.

Namun untuk sekarang, ketiga role tersebut sudah cukup membantu untuk menjadi bahan awal belajar memulai usaha online. Jika diurutkan, alangkah baiknya jika pemula mulai dari:

  1. Dropshipper (belajar promosi barang)
  2. Reseller (belajar mengelola produk)
  3. Supplier (membangun brand sendiri)

Tetapi kembali pada kamu, melihat kelebihan dan kekurangan yang sudah dijelaskan, beserta contoh yang bisa kamu pelajari juga; silakan putuskan sendiri. Untuk tau lebih lanjut tentang cara memulai, baca selengkapnya di Cara Memulai Bisnis Online.

Sampai di sini cukup paham, ya?

Jika ada yang masih belum jelas, sampaikan saja lewat kolom komentar. Kami akan senantiasa bantu kamu untuk belajar. Semoga membantu 🙂

Laman: 1 2 3 4Lihat Semua

Bagikan ke:
Diarsipkan di bawah:
Ifan Prasya
Ditulis oleh

Ifan Prasya

Terampil dalam meracik strategi SEO Content Marketing untuk bisnis yang mampu meningkatkan angka penjualan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *