Apa itu Pre-Order? Pengertian, Contoh, dan Strategi Praktis untuk Jualan Online

Ifan Prasya 21 Jun 2021 6 Menit 0

Dengan dibatasinya tanggal pemesanan, calon pembeli akan merasa bahwa barang tersebut memang ekslusif. Tidak semua orang dapat memilikinya. Sehingga, ‘desakan’ untuk beli sekarang sangat tinggi.

4. Buat Alur Pemesanan

Alur pemesanan wajib didesain dengan semudah mungkin. Jangan sampai ribet untuk mengisi banyak form yang ‘njelimet’ dan membuat mata malas untuk melihatnya.

Karena itu, perhatikan alur pemesanan yang bagus: (1) Tekan tombol pre order (diarahkan menuju chat WA), (2) Berikan form kepada pemesan untuk diisi, (3) Pemesan mengirim konfirmasi pembayaran.

Selesai! Untuk isi form-nya, buat sesimpel mungkin: nama lengkap, alamat lengkap, barang yang dipesan. Lalu, kamu cek ongkirnya dan berikan total nominal yang harus ditransfer.

Baca juga konten-konten serupa:

5. Catat Seluruh Pesanan

Ingat ya, sistem pre order biasanya jauh lebih rumit. Karenanya, selalu catat pesanan yang masuk. Mulai dari nama lengkap, nomor HP, alamat lengkap, barang yang dipesan, dan permintaan-permintaan tertentu.

Namun jika barang yang dijual bukan barang custom, maka sebenarnya sama saja dengan pendataan barang-barang ready stock. Bedanya, kamu menambahkan beberapa aksen di dalam produk yang dijual secara PO.

Misalkan: ucapan ekslusif dari CEO, bonus yang tidak dijual secara ready stock, desain yang berbeda dari barang ready stock lainnya.

6. Kabarkan Progres-nya

Karena biasanya proses pre order memakan waktu antara 1-2 minggu, maka pembeli akan sangat sering untuk menanyakan progres produksinya sudah sampai mana.

(Bahkan untuk barang ready stock saja, pembeli sering kali tanya barangnya sampai mana, padahal urusannya ekspedisi ?.)

Ya begitulah berjualan, maka lakukan saja. Kabari kepada setiap pemesan barang (bisa memakai fitur broadcast message jika lewat WA), bahwa proses produksi sedang berjalan sampai tahap A, B, C (sesuaikan dengan tahapan yang dilalui).

7. Minta Pembeli untuk Review

Di sinilah letak kesuksesan untuk sistem PO berikutnya. Sampaikan kepada pembeli, bahwa kamu menginginkan review jujur dari hati. Bagaimana untuk kualitas produknya, kemudian desain dan aksen ekslusifnya.

Lalu, mintalah masukan dari mereka, kira-kira aspek mana saja yang perlu dibenahi. Apa yang kurang dari berjalannya sistem PO yang dijalankan, dan apa yang tidak disukai dari sistem tersebut.

Jadikan masukan tersebut untuk proses perbaikan usaha ke depannya. Masukan jujur dari pembeli itu sangatlah berguna, lebih dari saran apapun; termasuk para pakar bisnis.

Contoh Pemasaran Secara Pre Order

Kami coba merangkum beberapa contoh brand yang sudah terbukti sukses menjalankan sistem ini. Berikut ulasan selengkapnya.

HMNS Perfume

Produsen parfum di Indonesia yang cukup digemari di kalangan milenial nusantara. Bahkan, untuk platform jualan di Tokopedia saja, mereka sudah mampu menjual hampir 50.000 produk (hingga saat ini tulisan ini terbit).

Padahal, harga per produknya bisa mencapai Rp300.000 (rata-rata). Maka untuk platform Tokped saja, mereka sudah menghasilkan omzet sebesar Rp15.000.000.000 (15 Milyar).

HMNS mampu mengemas produknya menjadi sangat ekslusif berkat sistem pre order ini. Untuk contoh postingannya, kamu bisa lihat di feed IG berikut ini:

 

View this post on Instagram

 

A post shared by HMNS Perfumery (@hmns.id)

Di atas bisa dilihat, bahwa sebenarnya produk tersebut sama sekali tidak ada custom desain dan lainnya. Murni untuk mengumumkan bahwa produk tersebut hanya dijual secara pre order.

Dan bisa dilihat dari respon pembeli yang cukup antusias. Begitu pula dengan review yang diberikan oleh pembeli sebelumnya. Mahligai!

Kelas Cinta

Berikutnya, ada brand bernama Kelas Cinta. Portal edukasi romansa bagi mereka yang ingin bersiap diri menuju ke jenjang pernikahan. Dan pada contoh ini, ada salah satu produk bernama G3: Glossy Gentlemen Guide.

Produk ini berbentuk buku yang dijual melalui toko buku Gramedia di seluruh Indonesia. Namun, jika ingin pre-order, maka akan mendapatkan bonus-bonus lain yang tidak didapat jika hanya beli di toko buku.

Berikut contoh banner pemasarannya:

Laman: 1 2 3

Bagikan ke:
Ifan Prasya
Ditulis oleh

Ifan Prasya

Terampil dalam meracik strategi SEO Content Marketing untuk bisnis yang mampu meningkatkan angka penjualan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *