Bingung Mulai Investasi? Tahun Baru Imlek Momentum yang Tepat!

Arum 09 Feb 2022 3 Menit 0

Jakarta – Tahun Baru Imlek jatuh pada bulan Februari ini. Sebagian masyarakat di Indonesia dan dunia merayakan Imlek dan dilambangkan dengan Macan Air.

Lalu apakah Imlek ini bisa dijadikan langkah yang tepat untuk memulai investasi? Dan mengapa kita harus menginvestasikan harta kita?

Seperti dilansir di Siberindo.co, Minggu (6/2/2022), Berinvestasi merupakan cara untuk mempertahankan nilai uang atau aset harta dari inflasi.

Pada umumnya, sebagian besar orang yang mempunyai penghasilan (income), akan menyisihkan dana atau menabung uangnya di bank setelah kebutuhan pokok terpenuhi.

Tapi sebenarnya menabung di bank ini hanya berfungsi sebagai tempat menyimpan uang saja, bukan tempat untuk mempertahankan nilai uang.

Seiring perkembangan zaman, nilai uang akan terkikis oleh inflasi, yaitu mengalami kenaikan harga baik barang maupun jasa.

Misalnya, saat ini kita mempunyai uang senilai Rp200 juta yang bisa digunakan untuk membeli satu kendaraan baru. Dalam 5 tahun kedepan, belum tentu uang yang kamu keluarkan untuk membeli kendaraan tersebut senilai atau harganya sama dan tetap.

Begitu juga dengan biaya pendidikan yang tiap tahunnya mengalami kenaikan. Jika biaya untuk masuk universitas swasta saat ini membutuhkan uang pangkal Rp 50 juta, maka bisa saja dalam 5 tahun kedepan akan naik 3x lipat. Karena rata-rata uang pangkal per tahun akan naik 10-15%.

Bayangkan saja kalau kita hanya menyimpan uang di bank dalam bentuk tabungan, tentu rencana di masa depan pasti akan tidak sesuai dengan rencana karena nilai tidak berubah.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk bisa mengikuti inflasi yaitu dengan mengalokasikan dana dalam bentuk investasi.

Karena jika kita hanya menabung di bank, sebagai nasabah akan mendapatkan imbalan 2-3% saja dalam bentuk bunga. Lain hal dengan investasi di pasar modal pada umumnya. Imbalan yang diberikan bisa bervariasi bahkan bisa mencapai 100%, tergantung jenis saham yang akan kita investasikan.

Investasi di pasar modal misalnya yaitu saham. Nah, di saham ini akan memberikan potensi imbal hasil di atas bunga deposito.

Return dari saham ini biasanya mengikuti dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Selama 10 tahun terakhir, pertumbuhan IHSG tertinggi yaitu tahun 2014 sebesar 22,3% (return berdasarkan kenaikan IHSG tertinggi dalam rentang waktu 2011-2021).

Tapi, walaupun menggiurkan tidak menutup kemungkinan berinvestasi juga berisiko tinggi. Seperti pepatah yang sering kita dengar di dunia investasi yaitu “High risk high return, low risk low return”.

Menginvestasikan uang di pasar modal merupakan salah satu alternatif investor untuk mendapatkan return yang sesuai dengan tujuan investasi.

Di pasar modal terdapat pilihan investasi yaitu saham, obligasi korporasi, surat utang negara, reksadana, produk derivatif saham dan obligasi, ETF, dan produk investasi lainnya yang terus mengalami perkembangan.

Setiap produk investasi mempunyai return atau biasa yang kita sebut dengan cuan yang berbeda-beda. Saham mempunyai imbal hasil yang tertinggi, diikuti dengan surat utang negara, dan produk derivatif saham dan obligasi.

Kalau di reksadana caranya lebih mudah, karena dana investasi tidak dikelola sendiri oleh kita. Melainkan dari manajer investasi yang bertugas untuk mengelola dana investasi tersebut.

Sebelum melakukan investasi di pasar modal, seorang calon investor harus mempunyai rekening efek dahulu dengan membukanya di perusahaan sekuritas sesuai yang diinginkan.

Intinya sama dengan produk bank seperti yang kita kenal yaitu Bank BCA, Mandiri, BNI, dll. Kalau di perusahaan sekuritas pilihannya juga banyak yaitu ada Ajaib, Bibit, Mirae Asset, dll.

Untuk melihat daftar perusahaan efek, kamu bisa mengakses di situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) atau website Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Setelah berhasil membuat rekening efek di Perusahaan Sekuritas atau Perusahaan Efek, nanti kamu bisa langsung memulai investasi dengan sistem perdagangan perusahaan efek baik secara online trading atau dibantu dealer perusahaan efek.

Transaksi di saham sendiri dilakukan secara digital dengan penyelesaian transaksi T+2, yaitu saham yang dibeli atau diterima oleh penjual dan pembeli akan diselesaikan dalam waktu 2 hari kerja.

Untuk melakukan penjualan dan pembelian saham bisa dilakukan setiap hari pada saat jam perdagangan BEI. Yaitu pada hari Senin – Jumat, jam 09.00-15.00.

Sebelum melakukan investasi, ada baiknya seorang investor mempelajari dahulu produk apa yang akan diinvestasikan dan prospek untuk jangka panjang.

Maka dari itu perlu dilakukan analisis saham baik secara fundamental maupun teknikal. Pada tahun baru imlek ini merupakan momentum yang tepat untuk mulai berinvestasi. Semakin banyak produk yang dimiliki, maka akan semakin rendah risiko investasi. Hal tersebut sesuai strategi diversifikasi dalam investasi, “Don’t put your eggs in one basket”. (TIM BEI-Terkininews)

Artikel ini telah tayang di Siberindo.co dengan judul “Tahun Baru Imlek Bisa Jadi Momentum Memulai Berinvestasi”

Link sumber : https://siberindo.co/06/02/2022/tahun-baru-imlek-bisa-jadi-momentum-memulai-berinvestasi/

Bagikan ke:
Diarsipkan di bawah:
Arum
Ditulis oleh

Arum

Tetap semangat dan menjadi orang lebih baik setiap harinya. Yuk bisa yuk!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *