15 Ide Bisnis Online Tanpa Modal yang Besar [Untung Maksimal]

Ifan Prasya 23 Agu 2022 17 Menit 0

Cara memulai bisnis penulisan konten

[su_list icon=”icon: check” icon_color=”#2ed900″]
  • Pelajari kemampuan dasar menulis, meliputi:
    – Kepenulisan → kosa kata, gaya bahasa, struktur, EYD
    – Riset → mencari ide dan bahan tulisan yang valid
    – Bahasa inggris → untuk riset data dari web luar negeri
    – SEO → supaya tulisan nangkring di halaman #1 Google
    – Copywriting → supaya tulisan mampu meningkatkan penjualan
  • Mulai menerbitkan tulisan. Anda bisa menggunakan blog pribadi atau platform menulis seperti Medium. Lebih bagus lagi jika tulisan berhasil terbit di media online seperti IDN Times, Hipwee, Mojok, dll.
  • Punya portofolio. Setelah terbiasa menulis dan berhasil terbit di media, kumpulkan yang menurut Anda paling bagus di satu tempat. Sebagai modal untuk menunjukkan hasil kerja.
  • Punya klien pertama. Kini saatnya untuk melakukan penawaran kepada calon klien. Bisa brand, pemilik bisnis blog, atau UMKM. Anda bisa juga mencarinya lewat platform GetCraft.com.
  • Punya banyak pelanggan. Tingkat berikutnya adalah meyakinkan klien pertama untuk membeli lagi layanan Anda, sekaligus merekomendasikan jasa Anda kepada rekan-rekannya.
  • Bangun website (+ tim). Setelah pondasi selesai dibangun (portofolio, kepuasan klien), kini bisa langsung akselerasi dengan cara membuat website untuk order sekaligus mulai mencari penulis baru.
[/su_list]

3. Bisnis YouTube AdSense

[su_note note_color=”#f9f9f9″ text_color=”#333333″]
  • Tipe: Perorangan / tim
  • Tingkat kesulitan: Pemula – menengah
  • Skills: Riset tren dan bahan ide, menulis skrip, story telling, edit video
[/su_note]
[su_quote]Mirip dengan bisnis blog, YouTube juga menggunakan metode monetisasi Google AdSense. Perbedaannya terletak pada format konten yang dibawakan, yakni dalam bentuk video.[/su_quote]

Mungkin selama ini, cerita sukses mendapatkan uang di YouTube cukup populer di kalangan personal, bukan perusahaan. Maksudnya, sorotan hanya tertuju pada individu seperti Raditya Dika, Atta Halilintar, hingga grup artis terkenal.

Nah sekarang, bagaimana jika YouTube dijadikan sebuah bisnis sebagai brand? Bisa juga. Sebagai contoh, ada Froyonion, Menjadi Manusia, Narasi.tv, hingga Asumsi.co.

Mulanya, mereka mendapatkan penghasilan dari penanyangan iklan. Namun, seiring berkembangnya jumlah subscriber loyal, ada banyak macam strategi monetisasi yang dilakukan.

Kami coba akan ulik kanal YouTube yang dibuat dari nol hingga terbukti sukses. Bukan dari brand-brand tadi, melainkan dari seorang mahasiswa tingkat akhir Psikologi UI (angkatan 2015, kini sudah lulus & jadi Co-Founder).

Studi kasus channel YouTube sukses

Nama kanalnya adalah Satu Persen. Anda pernah dengar? Jika belum, kami jelaskan. Awalnya, channel tersebut merupakan project pribadi milik Ifandi Nur, Psikologi UI 2015, yang dibangun pada Desember 2018.

Setahun kemudian, melihat perkembangan cukup bagus, akhirnya diputuskan untuk membuat Satu Persen menjadi sebuah perusahaan start-up di bidang kesehatan mental. Kebetulan kami (penulis) mengikuti sejak kanal tersebut masih 500-an subscribers.

Dan sekarang? Sudah mencapai 975K subscribers (saat tulisan ini dibuat). Supaya lebih jelas, berikut perjalanan channel YouTube Satu Persen dari nol sampai sukses seperti sekarang (dikutip dari LinkedIn):

  • Desember 2018 → Channel dibuat
  • September 2019 → Startup didirikan
  • Oktober 2019 → Mulai membuat podcast
  • November 2019 → Pertumbuhan tertinggi di YouTuber dari 25K menjadi 250K subscribers
  • Desember 2019 → Resmi berdiri sebagai PT Satu Persen Edukasi
  • Januari 2020 →
    – Membuka layanan kelas tatap muka dan mendirikan kantor pusat di Jakarta Selatan
    – Membuat akun resmi Instagram
  • Februari 2020 →
    – Karyawan awal 15 orang, bertambah menjadi 70 orang
    – Membuat akun resmi LinkedIn
  • Maret 2020 → Merilis produk webinar seputar kesehatan mental dan pengembangan diri
  • Mei 2020 →
    – Pendapatan tertinggi mencapai 3x lipat
    – Engagement sosial media meningkat drastis
  • Juli 2020 → Membuka kesempatan intership untuk mahasiswa (>1.000 pendaftar)
  • September 2020 → Membuka kelas pelatihan kesehatan mental dan kelas online tema beragam
  • Oktober 2020 →
    – Seluruh akun resmi media sosial Satu Persen senantiasa aktif menyapa para netizen (FB, IG, Twitter, LINE, Spotify, Tiktok, Quora, Blog)
    – Total karyawan berjumlah 250 orang

Bagaimana, cukup mahligai, bukan? Berawal dari project pribadi untuk membuat konten YouTube, kini sudah menjadi perusahaan dengan pemasukan yang signifikan di masa pandemi.

Channel youtube satu persen

Laman landas layanan satu persen (c) satupersen. Net

Sebagai tambahan, kami juga telah mengumpulkan beberapa kanal pribadi yang juga menunjukkan hasil positif, [su_highlight]mulai dari 0 hingga >100K subsribers hanya bermodal smartphone:[/su_highlight]

[su_list icon=”icon: check” icon_color=”#2ed900″]
  • Saddam Ismail (498K subscribers) → Membahas topik kesehatan dari sisi seorang dokter. Mulai dari diet sehat, gaya hidup, kehamilan, penyembuhan, dan topik sejenisnya.
  • Dapur Kadeena (203K subsrcibers) → Seorang ibu rumah tangga yang hobi memasak dan berbagi resep masakan ala rumahan.
  • Eza Hazami (386K subscribers) → Mengajarkan tips dan trik seputar dunia kerja, mulai dari membuat CV, surat lamaran, interview, kontrak kerja, dan lainnya.
[/su_list]

Langkah membangun channel YouTube

[su_list icon=”icon: check” icon_color=”#2ed900″]
  • Pilih jenis topik. Video yang Anda upload akan ditonton oleh siapa? Tentukan topik channel yang sesuai dengan hobi ataupun keahlian Anda.
  • Pakai alat yang ada. Rekam video menggunakan ponsel pun tidak masalah. Karena yang paling penting adalah bagaimana Anda bercerita.
  • Pahami sumber datangnya penonton. Ada 2 sumber, yaitu pencarian YouTube (kata kunci populer) dan rekomendasi YouTube (faktor watch time, retensi, CTR).
  • Riset kata kunci populer. Untuk mendapatkan penonton dari pencarian, lakukan riset menggunakan KeywordTool.io atau ekstensi TubeBuddy.
  • Pahami analitik. Untuk membuat video yang disukai penonton, lakukan analisis pada rasio klik-tayang (CTR), retensi penonton, dan waktu tonton.
  • Rutin upload video. Utamakan cerita dan kualitas suara (beserta visual). Jika sudah bagus, upload video secara rutin karena algoritma YouTube menyukainya.
  • Jalin komunitas. Jawab komentar setiap pertanyaan atau permintaan dari penonton. Serta, lakukan kolaborasi dengan YouTuber lain.
[/su_list]
[su_note]Saddam Ismail dan Dapur Kadeena merupakan anggota grup FB YouTuber Made in Indonesia yang dibuat oleh Den JC (Praktisi YouTube Indonesia). Sebuah platform diskusi sesama konten kreator.[/su_note]

4. Bisnis Akun IG Populer

[su_note note_color=”#f9f9f9″ text_color=”#333333″]

Laman: 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Bagikan ke:
Diarsipkan di bawah:
Ifan Prasya
Ditulis oleh

Ifan Prasya

Terampil dalam meracik strategi SEO Content Marketing untuk bisnis yang mampu meningkatkan angka penjualan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *