Apa Beda e-Commerce, Marketplace, Social Commerce, & Online Shop?

Ifan Prasya 25 Agu 2022 4 Menit 0

Kita semua tau.. istilah e-commerce, marketplace, dan online shop sering berseliweran di lini masa, namun seringkali mendadak bingung kalau ditanya, “Apa bedanya? Dan bagaimana cara kerjanya?

Kemudian adalagi istilah seperti Social Commerce. Kita mungkin sering melakukan aktivitas online tersebut tapi tidak tahu aktivitasnya.

Tapi kamu tenang saja.. karena dalam tulisan ini, kami akan menjawab tuntas kegelisahan tersebut sekaligus menyampaikan insights yang berguna perihal:

Kamu siap? Mari kita mulai.

 

Apa itu e-Commerce, Marketplace, Online Shop dan Social Commerce?

Dalam sesi ini, kita akan mengupas istilah e-commerce, marketplace, dan online shop yang ditinjauh dari:

  • Definisi sederhana
  • Contoh nyata

Dengan memahami definisi dan melihat contohnya, kamu diharapkan bisa langsung paham perbedaan ketiganya. Berikut penjelasan selengkapnya.

1 — e-Commerce dan Contohnya

e-Commerce dalam bahasa Indonesia disebut sebagai perdagangan elektronik. Jadi, yang dimaksud e-commerce adalah aktivitas jual beli secara online.

Jadi, kalau ada yang menanyakan apakah Tokopedia termasuk e-commerce atau marketplace? Sebenarnya Tokopedia bisa termasuk keduanya.

Tokopedia sebagai aplikasi dan situs tempat terjadinya jual beli adalah Tokopedia sebagai marketplace. Sementara Aktivitas jual-beli di Tokopedia bisa dibilang sebagai perdagangan elektronik atau e-Commerce.

e-Commerce ini bisa dibagi lagi menjadi Business to Business (B2B), Business to Consumer (B2C) dan masih banyak lagi.

Tapi, ada juga yang memiliki anggapan berbeda mengenai e-Commerce. Misalnya, e-Commerce dianggap sebagai toko online besar yang menjual produk dengan brand sendiri (ekslusif) atau juga bisa berdasarkan kategori.

Jadi, e-commerce juga sering disebut sebagai toko online. Karena pada dasarnya, definisi e-commerce ialah aktivitas jual beli barang yang dilakukan di internet.

e-commerce cenderung lebih ekslusif, baik dari segi brand maupun barang yang dijual. Karena kebanyakan, e-commerce dimiliki oleh brand-brand yang punya nama besar.

Karena ekslusif, maka penjual tidak bisa memasang barang dagangannya di platform e-commerce dari brand tersebut. Kalaupun bisa, harus ada seleksi untuk bisa kerja sama.

Supaya lebih jelas, berikut adalah contoh e-commerce di Indonesia saat ini:

a — Fabelio

Ecommerce fabelio

Beranda fabelio (c) fabelio. Com

b — Men’s Republic

Mens republic

Beranda men’s republic (c) mensrepublic. Id

c — Lemonilo

Lemonilo

Beranda lemonilo (c) lemonilo. Com

2 — Marketplace dan Contohnya

[su_quote]Marketplace adalah pasar online yang mempertemukan para penjual dan pembeli di satu tempat.[/su_quote]

Kamu pernah dengar istilah rekber (rekening bersama)? Kurang lebih, peran marketplace ada di situ: menjembatani penjual dan pembeli dalam bertransaksi. Setidaknya ada 3 pihak yang terlibat:

  1. Pemilik pasar
  2. Penjual
  3. Pembeli

Proses transaksi yang ada di marketplace dimulai dengan:

  1. Pembeli checkout barang di marketplace
  2. Pembeli transfer sejumlah transaksi kepada marketplace
  3. Marketplace menerima transfer dan memberi notif pesanan ke penjual
  4. Penjual mengemas barang dan mengirim ke alamat pembeli
  5. Penjual menerima saldo dari marketplace sejumlah transaksi

Dengan pola seperti ini, proses transaksi menjadi lebih aman. Selain keamanan, penjual juga diuntungkan dengan hadirnya pengunjung yang sudah siap membeli langsung, tanpa harus susah payah mendatangkan traffic sendiri.

Untuk tau lebih detail, perhatikan contoh marketplace di Indonesia berikut ini:

a — Shopee

Marketplace shopee

Beranda shopee (c) shopee. Co. Id

b — Tokopedia

Marketplace tokopedia

Beranda tokopedia (c) tokopedia. Com

c — Bukalapak

Bukalapak

Beranda bukalapak (c) bukalapak. Com

Jadi, kalau ada yang bertanya, Apakah e-commerce sama dengan e-market place? Kamu bisa menjelaskan kalau keduanya berbeda.

Perbedaan yang paling mencolok antara e-commerce dan market place adalah bahwa situs E-commerce hanya menjual satu brand atau brand yang terafiliasi saja, sementara Market Place menjual berbagai brand dalam satu tempat.

3 — Online Shop dan Contohnya

[su_quote]Online shop adalah toko online yang fleksibel, biasanya menjual barang yang tidak ada di e-commerce.[/su_quote]

Karena lebih fleksibel, tempat jualan online shop pun beragam:

  • Instagram
  • Facebook
  • Marketplace
  • Toko online sendiri

Jadi, menurut kami, online shop lebih cenderung kepada penjual yang masih berada di kategori UMKM, baik dari pendapatan maupun perizinan usaha.

Dengan definisi tersebut, bisa saja dropshipper atau reseller disebut sebagai online shop. Karena juga tidak harus menjual barang hasil produksi sendiri. Begitu pula dengan jenis barang yang dijual, biasanya juga variatif.

Supaya lebih jelas, simak beberapa contoh online shop berikut ini:

a — Steddy Store

Steddystore

Produk sweater perempuan (c) ig @steddystore

b — Karplanter

Karplanter

Pot hias beserta tanamannya (c) ig @karplanter

c — Gamal Men

Gamalmen

Produk skincare pria (c) ig @gamal. Men

3 — Social Commerce dan Contohnya

Mungkin banyak yang baru mendengar istilah Social Commerce. Padahal mungkin sudah pernah jual beli melalui media sosial.

Social e-Commerce atau Perdagangan elektronik sosial adalah aktivitas jual beli dengan memanfaatkan media sosial digital baik secara daring maupun langsung supaya pedagang bisa mencapai konsumennya.

Tidak sedikit yang meminta jawaban dari jelaskan apa perbedaan e-commerce, e-marketplace, dan social commerce. Perbedaan yang paling menonjol ada pada platformnya.

Baik e-commerce maupun e-marketplace menggunakan website atau aplikasi sebagai media tempat jual belinya. Sedangkan social commerce lebih mengandalkan social media sebagai tempat jual belinya.

Contoh dari Social commerce adalah berjualan menggunakan WhatsApp, Facebook, Twitter, dan Instagram.

Perbandingan: e-Commerce vs Marketplace vs Online Shop

Setelah tau perbedaan secara definisi dan melihat contoh langsung, sekarang coba kita gali lebih jauh lagi. Kali ini, ada beberapa aspek yang akan dibandingkan:

  • Jenis produk yang dijual
  • Biaya dan pembuatan
  • Metode pembayaran
  • Aktivitas branding
  • Promosi produk

Sudah siap? Scroll ke bawah.

1 — Produk yang Dijual

[su_table responsive=”yes”]
e-CommerceMarketplaceOnline Shop
Milik sendiri. Barang milik sendiri dari produksi, merk. sampai distribusi.Campuran. Berbeda-beda setiap penjual, bisa produksi sendiri / dari supplier.Campuran. Bisa produksi sendiri, bisa dropship/reseller, bisa custom.
[/su_table]

2 — Biaya dan Pembuatan

[su_table responsive=”yes”]
e-CommerceMarketplaceOnline Shop
Berbayar. Jauh lebih mahal, karena semuanya dibuat sendiri mulai dari pesan hosting, domain, dan lain-lain.Gratis. Kamu bisa langsung membuka toko semudah daftar sosial media, lalu upload produk jualan.Gratis. Sama seperti marketplace, kamu bisa langsung membuat sosmed untuk jualan di Instagram, Facebook, dll.
[/su_table]

3 — Metode Pembayaran

[su_table responsive=”yes”]
e-CommerceMarketplaceOnline Shop
Semua diatur sendiri. Mulai dari bank transfer atas nama perusahaan, dompet digital, hingga COD.Semua diatur marketplace. Kamu tidak perlu memikirkan pembayaran memakai apa, karena semua tersedia.Semua diatur sendiri. Kamu mengatur pembayaran sendiri, apakah transfer bank, COD, atau dompet digital.
[/su_table]

4 — Aktivitas Branding

[su_table responsive=”yes”]
e-CommerceMarketplaceOnline Shop
Lebih kuat. Karena sudah punya nama brand yang unik dan barang yang dijual merk-nya sama. Sehingga lebih mudah untuk membangunnya.Sangat rendah. Rata-rata barang yang dijual sama, sehingga pembeli cenderung membeli yang murah dan susah mengingat brand.Lumayan kuat. Kamu bisa mengatur nama brand di sosial media, WhatsApp, dan lainnya (kecuali marketplace) sehingga mudah diingat pelanggan.
[/su_table]

5 — Promosi Produk

[su_table responsive=”yes”]
e-CommerceMarketplaceOnline Shop
Mahal. Promosi biasanya lewat iklan, endorsement, kampanye influencer, billboard, dan variasi lainnya.Sedang. Paling efektif jika beriklan di marketplace itu sendiri. Karena produk yang diiklankan lebih sering dilihat.Murah. Lebih fleksibel karena barang jualan bisa diiklankan lewat mana saja, bahkan story WhatsApp sekalipun.
[/su_table]

Platform Mana yang Bagus untuk Pemula?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, sebenarnya ketiga-tiganya bagus. Tetapi ingat, ada urutannya. Jika disederhanakan, berikut tahapan yang sebaiknya dilalui:

  1. Membuka toko di marketplace
  2. Menguatkan brand di sosial media
  3. Membuka toko online sendiri

Jadi, untuk pemula, marketplace memang tempat terbaik untuk memulai jualan. Tetapi tidak berhenti sampai di situ, seiring persaingan yang ketat dan sewaktu-waktu toko bisa ditutup. Plus, kamu juga harus tampil berbeda supaya mudah diingat calon pelanggan.

Caranya adalah dengan menguatkan sisi branding di sosial media. Jika sudah kuat maka akan terkumpul pelanggan loyal dan orang-orang yang minat dengan produkmu. Barulah di situ kamu meluaskan pasar dengan membuat toko online sendiri.

Penutup

Sampai di sini, cukup jelas, ya?

Jadi, e-commerce merujuk kepada aktivitas jual beli melalui internet. sedangkan marketplace adalah platform atau website

Jika kamu masih bingung mau mulai dari mana, silakan baca konten kami tentang Cara Memulai Usaha Online dari Nol sampai Sukses. Jika ada yang belum jelas, tanyakan saja lewat kolom komentar.

Akhir kata, semoga dapat membantu 🙂

Bagikan ke:
Diarsipkan di bawah:
Ifan Prasya
Ditulis oleh

Ifan Prasya

Terampil dalam meracik strategi SEO Content Marketing untuk bisnis yang mampu meningkatkan angka penjualan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *