Setidaknya ada 12 item technical SEO yang wajib disertakan dalam tahap ini, yaitu:
- Pendaftaran ke Pusat Penelusuran Google,
- Pengaturan robots.txt,
- Keamanan SSL HTTPS,
- Pengalihan laman (redirection),
- Kanonikal laman (canonicalization),
- Peta situs (sitemap.xml),
- Pengaturan bahasa (hreflang),
- Pengaturan kategori (taxonomy),
- Pengaturan situs mobile,
- Pengaturan schema markup,
- Pengoptimalan kecepatan web,
- Peninjauan pengguna web (Google Analytics).
Tentu tidak sembarang orang dapat mengatur semua item di atas. Terlebih, butuh waktu dan ketelitian yang tinggi. Karena itu, penting untuk perlahan-lahan belajar sesuai pedoman, atau bekerja sama dengan pakar.
2. Mencari Ide-ide Konten
Setelah mengatur bagian teknis, kini giliran kamu beralih ke bagian yang agak berseberangan, yakni menelusuri ide konten. Tapi sebelum itu, kamu wajib tau dulu user persona yang menjadi target bisnismu.
Seperti apa keseharian mereka? Apa yang jadi permasalah mereka sehari-hari? Usianya berapa? Tinggal di mana? Dan segudang pertanyaan lain; lebih tepat jika dikerjakan oleh seorang data analyst.
Barulah jika sudah didapatkan persona yang cocok, dimulailah sebuah aktivitas yang cukup menguras waktu dan pikiran: riset kata kunci. Aktivitas ini memegang peranan yang cukup fundamental.
Dalam meriset kueri, ada beberapa tahapan yang perlu dilewati:
[su_list icon=”icon: check” icon_color=”#00d80e” indent=”20″]- Riset permintaan pasar. Disebut juga riset kata kunci, dilakukan untuk menemukan kueri yang sering diketik oleh pengguna. Biasanya berupa metrik jumlah pencarian per bulan. Bisa memakai Google Keyword Planner, atau Ahrefs.
- Search intent. Berguna untuk mengetahui kebiasaan dan tujuan pengguna ketika mengetik kata kunci tertentu. Dibagi menjadi 3: informasi, komersil, transaksi.
- Analisis kesulitan. Mengukur tingkat kesulitan yang akan dihadapi jika menarget kata kunci tertentu. Parameternya bisa kualitas website (domain) dan konten.
- Eksplorasi ide turunan. Dilakukan untuk memperkaya ide konten yang lebih spesifik. Biasanya persaingan yang dihadapi tak terlalu besar, namun pencarian per bulan juga demikian.
(Bagian ini akan kami lengkapi dengan tips ringkas untuk menentukan kata kunci yang tepat.)
Baca Juga
3. Membuat Perencanaan Konten
Setelah mendapat cukup banyak ide, tahapan berikutnya adalah merencanakannya dalam bentuk kalendar konten. Namun sebelum masuk ke kalendar, ide-ide yang sudah didapat wajib disaring dan ditata sesuai dengan kategori dan hirarki.
Misalnya begini.. Kamu mendapat cukup banyak ide seputar kueri “rumah minimalis”. Maka, susunan hirarki yang bagus adalah:
- Konten Utama
– Rumah Minimalis - Konten Pendukung
– Model 1 Lantai
– Model 2 Lantai
– Biaya Pembangunan
– Contoh Denah
Itu hanya contoh sekilas, ya. Tapi mudah-mudahan kamu mendapat gambarannya. Untuk contoh kalender konten, kamu bisa lihat gambar di bawah ini.
Nah, perencanaan konten ini lebih fokus pada kemudahan pengguna saat mengakses website kamu. Istilah kerennya disebut juga dengan UX (User Experience). Faktor-faktornya ada banyak, tidak terbatas pada:
- Navigasi website. Pengguna dimudahkan dengan akses navigasi ke konten yang mereka inginkan. Biasanya akan ada menu di bagian atas, atau footer.
- Internal linking. Selain di menu dan footer, navigasi juga bisa diterapkan pada internal link. Link yang mengarah ke konten lain yang masih relevan.
Lalu, untuk melakukan perencanaan konten, berikut tahapan yang perlu dilalui:
[su_list icon=”icon: check” icon_color=”#00d80e” indent=”20″]- Struktur hirarki. Berguna untuk memetakan konten yang akan ditampilkan pada website. Mana topik umum dan mana topik spesifik. Biasanya dibagi menggunakan metode konten pilar & pendukung.
- Kalender konten. Mengatur jadwal produksi konten, kelengkapan on page, kata kunci, dan metrik lainnya; serta kapan harus diterbitkan. Dipengaruhi juga oleh popularitas konten di musim-musim tertentu.
- Brief penulis. Kriteria-kriteria khusus yang diberikan kepada penulis konten untuk membuat artikel SEO-friendly. Berupa topik, data referensi, tujuan konten, isi konten, hingga visual.
ADVERTISEMENTS
4. Mengoptimalkan Situs (On Page)
Hampir mirip dengan tahapan teknikal SEO (dihubungkan dengan Google), namun kali ini lebih fokus pada isi konten situs itu sendiri. Bisa dilihat saat kita mengaksesnya.
Istilah mudahnya, saat membangun rumah, tahap ini seperti memilih warna cat dinding, mengisi perabotan, sekaligus penyesuaian ruang berdasarkan fungsinya masing-masing.
Selain berupa meta tag SEO...