Selain berupa meta tag SEO yang ada pada teknikal, ada beberapa item yang perlu diperhatikan dalam tahapan optimalisasi SEO on page, yakni:
[su_list icon=”icon: check” icon_color=”#00d80e” indent=”20″]- 7 Item Meta Tag SEO. Meliputi meta judul, meta deskripsi, meta charset, meta robots, meta refresh redirect, meta viewport dan social meta untuk sosial media.
- Meta Judul. Pastikan agar judul laman tidak lebih dari 60 karakter, terdengar ringkas, namun tetap deskriptif. Deskriptif artinya menggambarkan apa isi konten yang akan disampaikan di laman tersebut.
- Meta Deskripsi. Di bawah judul, ada deskripsi singkat (160 karakter) yang menggambarkan apa isi konten yang akan dibahas. Tips: gunakan ajakan yang persuasif pada deskripsi ini agar pengunjung tertarik untuk klik.
- URL. Gunakan permalink yang singkat namun deskriptif, tidak perlu panjang-panjang.
- Penajukan. Disebut juga heading. Dalam sebuah konten, usahakan untuk membuat hirarki yang memudahkan pengguna. Mulai dari H1 (judul), H2 (sub judul), H3 (sub sub judul), dan seterusnya.
- Alternatif Image (ALT image). Pastikan agar gambar yang diunggah mengandung kalimat yang deskriptif, terlebih untuk kata kunci yang ditarget.
- Schema Markup. Tampilan konten yang disajikan pada hasil penelusuran Google. Apakah ada rating (ulasan), tanya jawab (FAQ), dan seterusnya.
- Expertise. Pastikan juga bahwa penulis yang menyajikan konten tersebut sudah memenuhi kriteria. Paling tidak, sudah pernah melakukan hal yang sama, atau mempunyai kemampuan riset yang mumpuni.
Dalam mengerjakan optimalisasi di atas, kita akan membutuhkan alat berupa plugin (catatan: jika website tersebut menggunakan platform WordPress).
Plugin WordPress ada banyak sekali macamnya, mulai dari plugin SEO, plugin sitemap, dan plugin-plugin lain yang tujuannya untuk memperbagus elemen on page agar mudah di-crawl, index, dan ditayangkan di hasil penelusuran Google.
5. Melakukan Promosi (Off Page)
Setelah konten siap dan situs sudah optimal, langkah berikutnya adalah promosi konten dan membangun relasi dengan pemilik web lain untuk mendapatkan backlink berkualitas.
Para pakar menyebutnya sebagai link building (membangun backlink). Namun, untuk industri yang lebih luas (diprediksi arahnya akan ke sana), membangun link (rekomendasi dari web lain) tidak lagi relevan.
Bukan build, tapi attract.
Pancing pemilik website lain untuk menautkan link website kamu di konten mereka. Artinya, konten kamu memang bagus dan layak direkomendasikan oleh orang lain.
Tapi sebentar, tujuannya supaya apa?
Jadi, dalam menayangkan website di hasil penelusuran, Google memakai indikator (1 dari 200 lainnya) backlink atau seberapa banyak (dan berkualitas) orang yang menautkan link website kamu di web mereka.
Nah, aktivitas ini (yang tadinya disebut link building) akan fokus pada outreach. Tidak jauh berbeda dengan peran public relation, yakni menghubungi pemilik website lain (misal. portal berita) untuk meliput kegiatan event sebuah perusahaan.
Baca Juga
Ringkasnya, untuk tahap promosi dan mendapatkan backlink berkualitas, berikut tips yang bisa kamu terapkan:
[su_list icon=”icon: check” icon_color=”#00d80e” indent=”20″]- Mencari dan menghubungi pemilik website berkualitas dan relevan dengan ceruk bisnis kamu untuk guest post,
- Rajin promosi ke kanal sosial media seperti Facebook, Twitter, Instagram, hingga YouTube,
- Bergabung ke komunitas yang berhubungan dengan ceruk bisnis & rutin berbagi (+ promosi) di sana.
Untuk parameter website berkualitas, ada peninjauan dari sisi teknikal, yakni:
- Metrik domain (www) berkualitas tinggi, ditinjau dari alat SEO seperti Ahrefs (DR, UR), Moz (DA, PA), dan Majestic (TF, CF).
- Website target memiliki jumlah pengunjung organik dari Google yang tinggi (misal. 1.000 pengguna/hari).
- Kualitas konten website bagus dan kredibilitas penulisnya bisa dipertanggung jawabkan.
6. Meninjau Performa Website
Langkah yang terakhir (namun terus berkelanjutan) adalah peninjauan performa, alias maintenance. Aktivitas saat peninjauan ini beragam, mulai dari:
[su_list icon=”icon: check” icon_color=”#00d80e” indent=”20″]- Peringkat kata kunci. Meninjau kata kunci yang berhasil mendapatkan ranking.
- Pengguna (& penayangan). Meninjau jumlah pengunjung dan laman yang diakses.
- Rasio klik-tayang (CTR). Mengukur seberapa baik performa web di hasil penelusuran.
- Rasio pantulan (Bounce rate). Mengukur seberapa betah pengunjung membaca konten web.
- Tautan (backlink). Mengukur kualitas & kuantitas rekomendasi dari website orang lain.
Peninjauan ini bisa dilakukan menggunakan alat bantu bernama Google Analytics. Contohnya seperti ini:
Selain peninjauan performa konten, kamu juga wajib untuk memperbarui konten secara berkala. Terus menerus, agar tetap relevan di mata pengguna. Hal ini dilakukan karena: kompetitor pasti akan selalu meniru kontenmu.
Dengan begitu, kamu wajib bertarung...