Diresmikan pada April 2021, brand minuman teh ‘Menantea’ yang dipopulerkan oleh Jerome Polin kini dituding telah melakukan penipuan bahkan scam kepada para mitranya.
Isu ini mulai memanas setelah salah seorang anggota mitra mengunggah cuitan melalui akun Twitter @MenanteaHarapan. Dalam uanggahan tersebut dirinya mengungkapkan jika para mitra telah mengeluarkan biaya senilai ratusan juta tetapi tidak ada kejelasan prospek dari bisnis minuman tersebut.
Padahal sebelumnya minuman Menantea digadang-gadang akan sukses besar karena popularitas yang dibawa oleh Jerome Polin sebagai influencer sekaligus YouTuber dengan jutaan subscriber.
Sayangnya belum ada lima tahun berjalan, bisnis ini dianggap telah merugikan banyak mitranya. Para pengusaha tersebut bahkan meminta pertanggungjawaban dari Menantea terhadap bisnis yang ditawarkan pada mereka.
Melihat keributan tentang Menantea, netizen akhirnya memberikan opini dan pendapatnya tentang brand teh kekinian tersebut.
Tak sedikit warganet di Twitter yang merasa bahwa kerugian yang dialami mitra bisa jadi disebabkan oleh beragam faktor. Salah satunya adalah harga produk yang cenderung mahal tetapi kurang inovatif. Mulai dari menu teh hingga camilan ringannya.
Selain itu, semenjak kehadiran Mixue Ice Cream, kompetisi di dunia F&B cenderung mengalami peningkatan. Apalagi menu dan seluruh produk yang disuguhkan Mixue dibanderol dengan harga sangat terjangkau.
Akibatnya, para kompetitor seolah dituntut harus berani membuat gebrakan baru yang mudah disukai oleh masyarakat.
Setelah beberapa hari menjadi menjadi topik hangat di media sosial, pihak perwakilan Menantea pun akhirnya muncul untuk memberikan klarifikasinya terkait isu yang menerpa usahanya tersebut.
Source: @tokomenantea
Baca Juga
Pada 23 Maret @tokomenantea menyebut jika model bisnis yang diusung oleh perusahaan berbentuk Ownstore dan Kemitraaan.
Ownstore adalah outlet yang dikelola oleh Menantea Pusat dan Kemitraan dikelola oleh Mitra. Singkatnya, model bisnis kemitraan menjadi tanggung jawab (otoritas) para mitra, sementara pihak Menantea Pusat memberikan dukungannya dengan memberikan supply bahan baku, bantuan pemasaran, dan lain-lain.
Penjelasan yang disampaikan oleh pihak Menantea tersebut muncul untuk meluruskan terpaan miring yang dialamatkan masyarakat pada perusahaan tentang franchise, di mana seharusnya untuk membuka waralaba harus memenuhi beberapa persyaratan.
Satu dari syarat yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Repunlik Indonesia Nomor 42 Tahun 2007 adalah telah memberikan keuntungan kurang lebih lima tahun. Sementara Menantea baru berjalan kurang lebih 2 tahun.
Selain memberikan klarifikasi, Jehian Panangian Sijabat selaku salah satu founder dan advisor Menantea telah bertemu sekaligus berdiskusi dengan perwakilan Menantea dari 10 toko untuk mendiskusikan beberapa hal terkait penjualan, perbaikan manajemen, dan prospek di masa depan.
Jangan lupa untuk berkomentar dan beri kami masukan melalui media sosial Pintarjualan di Instagram atau Tips Pintar Jualan on Facebook agar terus berkembang, sehingga mampu menyuguhkan artikel berkualitas sesuai kebutuhan readers. Yuk, baca artikel menarik lainnya di Pintarjualan.id seputar ekpedisi khususnya Shopee Express Standard dan Instant dari Anisa Juniardy. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi operation@tonjoo.id.
Sumber:
- Bisnis Menantea Jerome Poline Dianggap Penipuan, Modal Ratusan Juta Tapi Cuma Laku 5 Biji – https://www.suara.com/video/2023/03/24/130008/bisnis-menantea-jerome-poline-dianggap-penipuan-modal-ratusan-juta-tapi-cuma-laku-5-biji
- Duduk Perkara Franchise Menantea Milik Jerome Polin Diduga Tipu-tipu – https://entrepreneur.bisnis.com/read/20230326/263/1640569/duduk-perkara-franchise-menantea-milik-jerome-polin-diduga-tipu-tipu
