Sejak didirikan oleh penemu Twitter, Kantor utamanya masih bermarkas di San Francisco. Tempat ini tidak jauh dengan Silicon Valley. Selain kantor utamanya di San Francisco, Twitter juga memiliki berbagai kantor cabang termasuk di Silicon Valley.
Layanan yang dimiliki Twitter
Selain Media sosial twitter, perusahaan Twitter, Inc. juga memiliki banyak layanan lain yang masih berjalan maupun yang sudah tidak tersedia lagi. berikut beberapa aplikasi, website, dan layanan yang berada di bawah naungan Twitter, Inc.
1. TweetDeck
TweetDeck adalah aplikasi yang digunakan untuk manajemen akun twitter. Awalnya, TweetDeck ini adalah sebuah aplikasi sendiri berupa “twitter client” yang dibuat oleh lain Dodsworth pada tahun 2008.
Seiring perkembangannya, pengguna TweetDeck semakin banyak. baru di tahun 2011 kemudian, TweetDeck diakusisi oleh twitter.
TweetDeck banyak digunakan untuk membuat rangkaian twit atau lebih dikenal sebagai thread. thread ini bisa dijadwalkan untuk terbit dalam jadwal tertentu.
ADVERTISEMENTS
2. Revue
Revue awalnya adalah pengembang platform buletin berita yang berasal dari Belanda. platform ini menjembatani penulis dan penerbit untuk bisa membagikan konten berformat panjang.
Pada tahun 2021, Revue diakuisisi oleh Twitter, inc. Sebelumnya, tidak sedikit penulis, kreator konten, dan penerbit yang membagikan pikiran dan tulisan berformat panjang di twitter.
makannya, twitter ingin mengembangkan platform yang bisa menjadi media penyebaran informasi ini. Revue diakuisisi twitter pada tahun 2021.
Revue dirancang untuk memudahkan penulis dan penerbit untuk mengirim buletin. ada beberapa fitur yang bisa digunakan, seperti membuat list subscriber dan pengelolaan subscriber. Ada juga fitur scheduling, engagement insight, cross publishing, integration, dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENTS
3. Vine
Vine awalnya adalah layanan hosting yang menyimpan video pendek. Penggunanya bisa membagikan video sepanjang 6 detik.
Didirikan pada 2012, Twitter mengakuisisi Vine pada akhir 2012, sebelum akhirnya diluncurkan pada 24 januari 2013.
Baca Juga
Di akhir tahun 2015, pengguna aktif vine mencapai 200 juta orang. namun pada akhir 2016, twitter berhenti menerima upload baru di vine, tetapi video yang sudah di upload disitu masih bisa diakses. akhirnya pada 2019, arsip video di vine sudah tidak bisa diakses lagi.
ADVERTISEMENTS
4. Periscope
ADVERTISEMENTS
Periscope adalah aplikasi untuk live streaming untuk Android dan iOS. Awalnya dikembangkan oleh Joe Bernstein dan Kayvon Beykpour, Periscope di-akuisisi twitter sebelum diluncurkan pada maret 2015.
Layanan Persicope hadir sebagai aplikasi sendiri dan sekaligus hadir di aplikasi twitter. ketika video berlangsung, penontonnya bisa mengirimkan hati sebagai tanda apresiasi.
Tidak hanya melalui HP, Periscope juga memungkinkan penggunanya untuk live menggunakan kamera profesional.
Sayangnya, Twitter menutup layanan ini sejak maret 2021 karena penggunanya semakin berkurang. Meski begitu, beberapa videonya masih bisa dilihat di twitter, karena kini fitur periscope sudah banyak yang terintegrasi di twitter.
5. Crashlytics dan Fabric
Didirikan Mei 2011, Crashlytics didirikan oleh Wayne Chang dan Jeff Seibert. Wajar saja jika kita tidak tahu apa ini, karena software company ini fokus untuk mengumpulkan, menganalisa, dan mengelola laporan aplikasi yang crash.
Pada januari 2013, Twitter mengakuisisi Crashlytics. Lima tahun berselang, Google mengakuisisi Crashlytics berikut anak kreasinya seperti Fabric dan Answers.
Kini, Crashlytics menjadi bagian dari Firebase Platform dan dikenal sebagai Firebase Crashlytics.
Penutup
Begitulah penemu Twitter, Sejarah, Perkembangannya hingga mau diakuisisi Elon Musk. Selain media sosial twitter sendiri, ternyata Twitter juga memiliki banyak aplikasi dan layanan lain, ya.
Jack Dorsey memang penggagas ide Twitter, tapi berdirinya twitter juga tidak lepas dari Noah Glass, Cristopher Isaac Biz Stone, dan Evan William.
Siapa sangka, ternyata setelah usaha Odeo yang mereka kembangkan kalah bersaing dengan iTunes, mereka bisa membuat Media sosial yang sukses besar.
Semoga kisah suksesnya bisa menginspirasi. Sampai bertemu di artikel Pintarjualan berikutnya.