Coba sekarang bayangkan, saat kamu mengetik sebuah kata kunci di mesin telusur Google untuk topik tertentu. Deretan situs yang muncul di Google ini tidak dipilih secara sembarangan.
Ada proses yang panjang untuk artikel supaya crawler bisa membaca dan memasukkannya ke halaman hasil pencarian. Ada banyak faktor yang jadi acuan mesin pencari. (red: algoritma).
Nah, SEO berguna untuk mengoptimalkan setiap faktor tersebut, supaya website kita muncul di pilihan teratas (peringkat #1). Tentunya, ini jadi impian pemiliki brand maupun website.
Simak terus sampai akhir, dan jangan lupa ketuk Bookmark (â) di pojok kanan atas browser untuk menyimpan postingan ini. Jika sudah, mari kita mulai dari yang paling simpel: definisi / pengertian SEO.
Apa itu SEO? (Definisi)
Pertama, mari kita bahas apa yang dimaksud dengan SEO. Ada banyak pakar yang menyebutkan definisi mengenai SEO. Salah satunya, kami mengutip dari Search Engine Land[2], persisnya seperti berikut:
SEO (Search Engine Optimization) merupakan salah satu cara menampilkan website di halaman pertama google. Semakin tinggi visibilitas website di mesin pencari, semakin besar pula kesempatan untuk menjaring lebih banyak calon pelanggan. Aktivitas intinya adalah, mengoptimalkan website dari segi teknikal maupun konten.
Misalkan begini..
Kamu datang ke laman ini setelah mengetik kata kunci “apa itu SEO” atau “pengertian SEO”.
Pastinya, Google tidak mungkin langsung memilih laman Pintar Jualan untuk ditampilkan di hasil pencarian; tanpa kami melakukan pengoptimalan dari sisi teknikal maupun penyajian konten. Mulai dari:
[su_list icon=”icon: check” icon_color=”#00d80e” indent=”20″]- Mencari kata kunci yang dibutuhkan oleh pengguna (kamu),
- Meriset data dan referensi yang kredibel sebagai bahan studi,
- Meracik konten terstruktur yang renyah untuk dibaca,
- Mencantumkan ilustrasi visual agar lebih mudah dipahami,
- Mengatur teknikal seperti judul, URL, meta deskripsi, dan lainnya,
- Mendistribusikan konten ke audiens yang lebih luas dan sesuai target.
Serangkaian usaha di atas kami lakukan untuk bisa tampil di urutan teratas hasil penelusuran Google. Usaha ini akan membuahkan hasil berupa: jumlah pengunjung website yang naik signifikan, tanpa biaya iklan sepeserpun.
Lalu, pasti akan muncul pertanyaan, apakah bisa tampil di halaman #1 tanpa upaya pengoptimalan (SEO)?
Mungkin bisa. Asal, kompetisinya rendah: tidak ada kompetitor lain yang menarget kata kunci tersebut. Nah, di sinilah letak “seni” dari SEO. Tidak melulu harus halaman satu, tetapi juga memperhatikan hal berikut:
[su_list icon=”icon: check” icon_color=”#00d80e” indent=”20″]- Jumlah orang yang mencari kata kunci tersebut,
- Potensi untuk mau menjadi customer produk kita,
- Peta persaingan dengan brand lain di ceruk yang sama.
(Tentu masih banyak lagi pertimbangan lainnya. Kita akan bahas lain kali di materi yang lebih dalam.)
Pada intinya, [su_highlight]SEO merupakan serangkaian upaya untuk menjaring pengunjung > mengetahui bisnis kita > tertarik untuk membeli > menjadi pelanggan > memberi tau ke teman dan kerabat > penjualan meningkat signifikan.[/su_highlight]
Sampai di sini kebayang, ya? ?
Baik, mari kita lanjut ke sesi berikutnya: kelebihan SEO untuk mengembangkan bisnis.
Kegunaan SEO untuk Bisnis
Kita sudah sama-sama paham, jika SEO sangat bagus untuk meningkatkan jumlah pengunjung website secara organik (tanpa iklan, tanpa suruh orang untuk klik) dalam jangka panjang (tahunan).
Tetapi, apakah cukup sampai di situ? Ternyata tidak.
Menurut Search Engine Journal[2], setidaknya ada 5 faedah utama yang akan bisnis kamu dapat ketika serius menjalankan SEO untuk pemasaran bisnismu. Di antaranya:
- Mayoritas calon pengunjung website berasal dari Google,
- Membangun kepercayaan & kredibilitas bisnis di mata konsumen,
- SEO dapat memengaruhi keputusan pembeli untuk beli produk,
- SEO lokal relatif mudah dilakukan untuk bisnis kecil (UMKM),
- Biaya yang dikeluarkan relatif murah (untuk jangka panjang).
ADVERTISEMENTS
1. Sumber Utama untuk Kunjungan Website
Setidaknya, 98% masyarakat di Indonesia menggunakan Google untuk mencari informasi [3]. Dalam SEO, informasi yang dicari biasanya mengerucut ke 3 hal:
- Informasi (misal. tips merawat sepatu kulit),
- Komersial (misal. sepatu kulit di bawah 1 juta),
- Transaksi (misal. beli sepatu kulit merk A).
Dari ketiga konten tersebut, biasanya yang paling banyak menjaring pengunjung adalah konten informasi. Disusul navigasi dan transaksi. Istilahnya mirip dengan piramida terbalik.
Jika website milikmu bisa tampil di halaman satu untuk kata kunci informasi, navigasi, dan transaksi; maka peluang untuk mendapatkan customer organik akan semakin besar.
ADVERTISEMENTS
2. Membangun Kepercayaan & Kredibilitas Bisnis
Membangun brand memang tidak mudah. Dilakukan secara hati-hati dan dalam waktu yang panjang sekali. Namun, kamu bisa turut mempercepatnya menggunakan bantuan SEO.
Yakni, dengan cara meningkatkan tingkat kemahiran kamu (atau brand kamu) dalam ceruk yang sedang dijalankan.
Misalnya seperti bisnis sepatu kulit. Maka, kamu juga sebaiknya membangun website yang berisi konten seputar: kenapa laki-laki butuh sepatu kulit, bagaimana cara merawatnya, di mana membelinya, mix-match dengan fesyen, dan sebagainya.
Dengan begitu, bisnis kamu tidak hanya dikenal jualan sepatu kulit, tetapi juga dipercaya untuk konsultasi seputar sepatu kulit. Istilah mudahnya, bisnis kamu hadir sebagai problem-solver.
ADVERTISEMENTS
3. SEO Dapat Memengaruhi Keputusan Konsumen
Selalu ingat bahwa dalam perjalanan calon pembeli mulai dari mengenal brand hingga menjadi pelanggan loyal, selalu ada tahapannya. Jika diringkas, jadinya akan seperti ini:
- Awareness: Kustomer tau tentang produkmu,
- Interest: Mereka tertarik dan cari tau lebih jauh,
- Consideration: Mereka mencoba produk kamu,
- Purchase: Mereka membeli produk kamu,
- Retention: Mereka membeli lagi dan jadi pelanggan loyal,
- Advocacy: Mereka suka rela merekomendasikan produkmu ke orang-orang di sekitarnya.
Nah, SEO hadir pada tahap awareness. Tahap awal sebelum customer menjadi pelanggan loyal.
ADVERTISEMENTS
4. SEO Lokal: Paling Bagus untuk Bisnis UMKM
Pernahkah kamu tercetus untuk nongkrong di kedai kopi, tetapi tidak tau tempat yang OK dan recommended. Sampai pada akhirnya, kamu membuka Google dan mengetik kata kunci “kedai kopi dekat sini“.
Pada laman hasil penelusuran, muncullah beberapa rekomendasi dari Google Bisnisku. Di situ, tertera informasi yang cukup lengkap tentang kedai kopi, mulai dari jam buka, menunya apa saja, rute perjalannya, sampai ulasan dari pelanggan sebelumnya.
Yaps, Google Bisnisku ini cukup disarankan bagi usaha kecil yang baru memulai. Gratis, tanpa bayar iklan. Terlebih, untuk usaha yang menyasar ke daerah spesifik: kabupaten/kota.
5. Biaya yang Dikeluarkan Relatif Murah
Dalam SEO, biaya yang dikeluarkan bahkan tidak disebut sebagai pengeluaran, melainkan investasi jangka panjang.
Hasil yang akan diterima memang tidak cepat, tetapi akan bertahan lama (jika direncanakan dan dieksekusi dengan tepat). Mulai dari sewa jasa pakar, riset kata kunci, produksi konten, kampanye pemasaran (promosi), hingga perawatan (maintenance).
Jika dibandingkan dengan iklan, kamu harus mengeluarkan biaya sekitar Rp2.000 x 1.000 = Rp2.000.000 untuk mendapatkan 2.000 pengunjung website tiap bulannya. Tetapi dengan SEO, angka tersebut bisa dipangkas hingga tanpa biaya sepeserpun.
Namun tetap, akan ada pengeluaran di awal dan sekali lagi, lebih tepat dibilang sebagai investasi.
Baca juga:
Pakar SEO di Indonesia untuk Belajar Langsung dari Ahli
Cara Kerja Penelusuran Google
Baik, dari awal definisi hingga ke sisi ini, kami terus menyinggung Google. Pertanyaannya, kenapa tidak mesin pencari yang lain? Misalnya, Yahoo, Bing, atau Yandex?
Karena memang sudah begitu adanya. Dari fakta bahwa 98% masyarakat Indonesia menggunakan Google, itu sudah menunjukkan jika SEO dilakukan untuk mengoptimalkan website kita di mesin telusur Google.
Dengan begitu pula, mau tidak mau, kita juga wajib tau bagaimana Google itu bekerja sebagai mesin pencari. Lalu, bagaimana mesin pencari/search engine bekerja?
Dalam sesi ini, kami mengutip langsung dari Pusat Google Penelusuran[4], menyebutkan jika ada 3 tahap dasar:
- Crawling,
- Pengindeksan,
- Penayangan (dan pemberian peringkat).
Berikut penjelasannya..
1. Crawling
Mulanya, Google mencari tau laman apa saja yang ada di website kamu. Kemudian, Google akan mencari lagi laman baru yang belum dikenal untuk dimasukkan ke dalam database mereka.
Aktivitas tersebut akan dilakukan Google secara terus-menerus, seiring dengan bertambahnya laman baru di website kamu. Nah, inilah yang disebut sebagai crawling, atau perayapan.
Untuk dapat mengoptimalkan perayapan Google, kamu dapat melakukan beberapa upaya:
[su_list icon=”icon: check” icon_color=”#00d80e” indent=”20″]- Verifikasi pengguna di Pusat Penelusuran Google (Google Searh Central),
- Mendaftarkan peta situs ke Pusat Penelusuran Google,
- Memperbaiki file robots.txt untuk pengaturan perayapan.
2. Pengindeksan
Setelah laman ditemukan, Google akan mencoba untuk memahami apa isi dari laman tersebut. Proses ini disebut pengindeksan, atau indexing. Proses ini sama seperti crawling, yakni dilakukan terus-menerus oleh robot.
Aktivitas pengindeksan tidak jauh-jauh dari analisis laman konten, apakah ada gambar, video, dan format HTML lain yang akan ditampilkan di hasil penelusuran.
Untuk dapat mengoptimalkan pengindeksan Google, kamu dapat melakukan beberapa upaya:
[su_list icon=”icon: check” icon_color=”#00d80e” indent=”20″]- Buat judul laman yang ringkas namun deskriptif,
- Judul laman wajib mendeskripsikan apa isi kontennya,
- Gunakan teks yang jelas dan mudah dipahami oleh user.
3. Penayangan (dan Pemberian Peringkat)
Setelah proses pengindeksan, Google akan menampilkan konten di hasil penelusuran, beserta peringkat dari website tersebut. Sejauh ini, hanya Google yang tau, apa saja faktor yang mempengaruhi peringkat tersebut.
Namun, setidaknya ada kisi-kisi yang telah dipraktekkan dari para pakar, sekaligus penjelasan dari Pusat Penelusuran Google. Intinya, Google akan menampilkan website yang relevan dengan kueri yang diketik oleh pengguna.
Untuk dapat mengoptimalkan penanyangan Google, kamu dapat melakukan beberapa upaya:
[su_list icon=”icon: check” icon_color=”#00d80e” indent=”20″]- Laman website relatif cepat diakses, terlebih lewat perangkat mobile,
- Pastikan isi konten laman tersebut berguna dan relevan dengan pengguna,
- Selalu ikuti Pedoman Webmaster Google dalam menyajikan konten website.
Cara Melakukan SEO untuk Bisnis
Setelah mengenal bagaimana konsep dasar dan cara kerja penelusuran Google, kini saatnya untuk menerapkannya bagi keberlangsungan bisnis kamu.
Berdasarkan pengalaman dari tim internal kami yang dipimpin oleh Wahyu Saputro, berikut tahapan yang wajib dilalui ketika menjalankan SEO:
- Mengatur teknikal website,
- Menelusuri ide-ide konten,
- Mengoptimalkan situs (on page),
- Membuat perencanaan konten,
- Melakukan distribusi dan promosi,
- Meninjau performa website.
Jadi, bagaimana cara SEO bekerja? Singkatnya, pekerja SEO mengoptimasi konten baik dari sisi teknikal mesin pencari maupun dari sisi pengalaman pembaca.
Berikut penjelasan selengkapnya..
1. Mengatur Teknikal Website
Baca Juga
Tahap awal yang perlu dilalui adalah mengatur urusan teknis dari website kamu. Teknis dalam artian, tahapan ini membutuhkan kemampuan dasar bahasa pemrograman seperti HTML, CSS, Javascript (selain juga pemikiran & analisis yang logis).
Setidaknya ada 12 item technical SEO yang wajib disertakan dalam tahap ini, yaitu:
- Pendaftaran ke Pusat Penelusuran Google,
- Pengaturan robots.txt,
- Keamanan SSL HTTPS,
- Pengalihan laman (redirection),
- Kanonikal laman (canonicalization),
- Peta situs (sitemap.xml),
- Pengaturan bahasa (hreflang),
- Pengaturan kategori (taxonomy),
- Pengaturan situs mobile,
- Pengaturan schema markup,
- Pengoptimalan kecepatan web,
- Peninjauan pengguna web (Google Analytics).
Tentu tidak sembarang orang dapat mengatur semua item di atas. Terlebih, butuh waktu dan ketelitian yang tinggi. Karena itu, penting untuk perlahan-lahan belajar sesuai pedoman, atau bekerja sama dengan pakar.
2. Mencari Ide-ide Konten
Setelah mengatur bagian teknis, kini giliran kamu beralih ke bagian yang agak berseberangan, yakni menelusuri ide konten. Tapi sebelum itu, kamu wajib tau dulu user persona yang menjadi target bisnismu.
Seperti apa keseharian mereka? Apa yang jadi permasalah mereka sehari-hari? Usianya berapa? Tinggal di mana? Dan segudang pertanyaan lain; lebih tepat jika dikerjakan oleh seorang data analyst.
Barulah jika sudah didapatkan persona yang cocok, dimulailah sebuah aktivitas yang cukup menguras waktu dan pikiran: riset kata kunci. Aktivitas ini memegang peranan yang cukup fundamental.
Dalam meriset kueri, ada beberapa tahapan yang perlu dilewati:
[su_list icon=”icon: check” icon_color=”#00d80e” indent=”20″]- Riset permintaan pasar. Disebut juga riset kata kunci, dilakukan untuk menemukan kueri yang sering diketik oleh pengguna. Biasanya berupa metrik jumlah pencarian per bulan. Bisa memakai Google Keyword Planner, atau Ahrefs.
- Search intent. Berguna untuk mengetahui kebiasaan dan tujuan pengguna ketika mengetik kata kunci tertentu. Dibagi menjadi 3: informasi, komersil, transaksi.
- Analisis kesulitan. Mengukur tingkat kesulitan yang akan dihadapi jika menarget kata kunci tertentu. Parameternya bisa kualitas website (domain) dan konten.
- Eksplorasi ide turunan. Dilakukan untuk memperkaya ide konten yang lebih spesifik. Biasanya persaingan yang dihadapi tak terlalu besar, namun pencarian per bulan juga demikian.
(Bagian ini akan kami lengkapi dengan tips ringkas untuk menentukan kata kunci yang tepat.)
3. Membuat Perencanaan Konten
Setelah mendapat cukup banyak ide, tahapan berikutnya adalah merencanakannya dalam bentuk kalendar konten. Namun sebelum masuk ke kalendar, ide-ide yang sudah didapat wajib disaring dan ditata sesuai dengan kategori dan hirarki.
Misalnya begini.. Kamu mendapat cukup banyak ide seputar kueri “rumah minimalis”. Maka, susunan hirarki yang bagus adalah:
- Konten Utama
– Rumah Minimalis - Konten Pendukung
– Model 1 Lantai
– Model 2 Lantai
– Biaya Pembangunan
– Contoh Denah
Itu hanya contoh sekilas, ya. Tapi mudah-mudahan kamu mendapat gambarannya. Untuk contoh kalender konten, kamu bisa lihat gambar di bawah ini.
Nah, perencanaan konten ini lebih fokus pada kemudahan pengguna saat mengakses website kamu. Istilah kerennya disebut juga dengan UX (User Experience). Faktor-faktornya ada banyak, tidak terbatas pada:
- Navigasi website. Pengguna dimudahkan dengan akses navigasi ke konten yang mereka inginkan. Biasanya akan ada menu di bagian atas, atau footer.
- Internal linking. Selain di menu dan footer, navigasi juga bisa diterapkan pada internal link. Link yang mengarah ke konten lain yang masih relevan.
Lalu, untuk melakukan perencanaan konten, berikut tahapan yang perlu dilalui:
[su_list icon=”icon: check” icon_color=”#00d80e” indent=”20″]- Struktur hirarki. Berguna untuk memetakan konten yang akan ditampilkan pada website. Mana topik umum dan mana topik spesifik. Biasanya dibagi menggunakan metode konten pilar & pendukung.
- Kalender konten. Mengatur jadwal produksi konten, kelengkapan on page, kata kunci, dan metrik lainnya; serta kapan harus diterbitkan. Dipengaruhi juga oleh popularitas konten di musim-musim tertentu.
- Brief penulis. Kriteria-kriteria khusus yang diberikan kepada penulis konten untuk membuat artikel SEO-friendly. Berupa topik, data referensi, tujuan konten, isi konten, hingga visual.
4. Mengoptimalkan Situs (On Page)
Hampir mirip dengan tahapan teknikal SEO (dihubungkan dengan Google), namun kali ini lebih fokus pada isi konten situs itu sendiri. Bisa dilihat saat kita mengaksesnya.
Istilah mudahnya, saat membangun rumah, tahap ini seperti memilih warna cat dinding, mengisi perabotan, sekaligus penyesuaian ruang berdasarkan fungsinya masing-masing.
Selain berupa meta tag SEO yang ada pada teknikal, ada beberapa item yang perlu diperhatikan dalam tahapan optimalisasi SEO on page, yakni:
[su_list icon=”icon: check” icon_color=”#00d80e” indent=”20″]- 7 Item Meta Tag SEO. Meliputi meta judul, meta deskripsi, meta charset, meta robots, meta refresh redirect, meta viewport dan social meta untuk sosial media.
- Meta Judul. Pastikan agar judul laman tidak lebih dari 60 karakter, terdengar ringkas, namun tetap deskriptif. Deskriptif artinya menggambarkan apa isi konten yang akan disampaikan di laman tersebut.
- Meta Deskripsi. Di bawah judul, ada deskripsi singkat (160 karakter) yang menggambarkan apa isi konten yang akan dibahas. Tips: gunakan ajakan yang persuasif pada deskripsi ini agar pengunjung tertarik untuk klik.
- URL. Gunakan permalink yang singkat namun deskriptif, tidak perlu panjang-panjang.
- Penajukan. Disebut juga heading. Dalam sebuah konten, usahakan untuk membuat hirarki yang memudahkan pengguna. Mulai dari H1 (judul), H2 (sub judul), H3 (sub sub judul), dan seterusnya.
- Alternatif Image (ALT image). Pastikan agar gambar yang diunggah mengandung kalimat yang deskriptif, terlebih untuk kata kunci yang ditarget.
- Schema Markup. Tampilan konten yang disajikan pada hasil penelusuran Google. Apakah ada rating (ulasan), tanya jawab (FAQ), dan seterusnya.
- Expertise. Pastikan juga bahwa penulis yang menyajikan konten tersebut sudah memenuhi kriteria. Paling tidak, sudah pernah melakukan hal yang sama, atau mempunyai kemampuan riset yang mumpuni.
Dalam mengerjakan optimalisasi di atas, kita akan membutuhkan alat berupa plugin (catatan: jika website tersebut menggunakan platform WordPress).
Plugin WordPress ada banyak sekali macamnya, mulai dari plugin SEO, plugin sitemap, dan plugin-plugin lain yang tujuannya untuk memperbagus elemen on page agar mudah di-crawl, index, dan ditayangkan di hasil penelusuran Google.
5. Melakukan Promosi (Off Page)
Setelah konten siap dan situs sudah optimal, langkah berikutnya adalah promosi konten dan membangun relasi dengan pemilik web lain untuk mendapatkan backlink berkualitas.
Para pakar menyebutnya sebagai link building (membangun backlink). Namun, untuk industri yang lebih luas (diprediksi arahnya akan ke sana), membangun link (rekomendasi dari web lain) tidak lagi relevan.
Bukan build, tapi attract.
Pancing pemilik website lain untuk menautkan link website kamu di konten mereka. Artinya, konten kamu memang bagus dan layak direkomendasikan oleh orang lain.
Tapi sebentar, tujuannya supaya apa?
Jadi, dalam menayangkan website di hasil penelusuran, Google memakai indikator (1 dari 200 lainnya) backlink atau seberapa banyak (dan berkualitas) orang yang menautkan link website kamu di web mereka.
Nah, aktivitas ini (yang tadinya disebut link building) akan fokus pada outreach. Tidak jauh berbeda dengan peran public relation, yakni menghubungi pemilik website lain (misal. portal berita) untuk meliput kegiatan event sebuah perusahaan.
Ringkasnya, untuk tahap promosi dan mendapatkan backlink berkualitas, berikut tips yang bisa kamu terapkan:
[su_list icon=”icon: check” icon_color=”#00d80e” indent=”20″]- Mencari dan menghubungi pemilik website berkualitas dan relevan dengan ceruk bisnis kamu untuk guest post,
- Rajin promosi ke kanal sosial media seperti Facebook, Twitter, Instagram, hingga YouTube,
- Bergabung ke komunitas yang berhubungan dengan ceruk bisnis & rutin berbagi (+ promosi) di sana.
Untuk parameter website berkualitas, ada peninjauan dari sisi teknikal, yakni:
- Metrik domain (www) berkualitas tinggi, ditinjau dari alat SEO seperti Ahrefs (DR, UR), Moz (DA, PA), dan Majestic (TF, CF).
- Website target memiliki jumlah pengunjung organik dari Google yang tinggi (misal. 1.000 pengguna/hari).
- Kualitas konten website bagus dan kredibilitas penulisnya bisa dipertanggung jawabkan.
6. Meninjau Performa Website
Langkah yang terakhir (namun terus berkelanjutan) adalah peninjauan performa, alias maintenance. Aktivitas saat peninjauan ini beragam, mulai dari:
[su_list icon=”icon: check” icon_color=”#00d80e” indent=”20″]- Peringkat kata kunci. Meninjau kata kunci yang berhasil mendapatkan ranking.
- Pengguna (& penayangan). Meninjau jumlah pengunjung dan laman yang diakses.
- Rasio klik-tayang (CTR). Mengukur seberapa baik performa web di hasil penelusuran.
- Rasio pantulan (Bounce rate). Mengukur seberapa betah pengunjung membaca konten web.
- Tautan (backlink). Mengukur kualitas & kuantitas rekomendasi dari website orang lain.
Peninjauan ini bisa dilakukan menggunakan alat bantu bernama Google Analytics. Contohnya seperti ini:
Selain peninjauan performa konten, kamu juga wajib untuk memperbarui konten secara berkala. Terus menerus, agar tetap relevan di mata pengguna. Hal ini dilakukan karena: kompetitor pasti akan selalu meniru kontenmu.
Dengan begitu, kamu wajib bertarung untuk memperbarui konten menjadi lebih komplit, relevan, dan mampu memecahkan permasalahan pengguna.
Tanya Jawab Seputar Menjalankan SEO
Kira-kira seperti itulah proses pekerjaan SEO untuk sebuah website bisnis, baik skala UMKM maupun brand multinasional. Tentu dalam masalah budget akan berbeda, tetapi prosesnya kurang lebih sama.
Nah, karena masih ada banyak hal yang perlu disampaikan, maka kami merangkumnya dalam bentuk tanya jawab (kamu juga bisa sampaikan pertanyaan).
Berikut pertanyaan sekaligus jawabannya berdasarkan pengalaman tim internal kami.
Berapa Lama Proses Pekerjaan SEO?
Prosesnya cukup lama. Mulai dari langkah teknikal, riset kata kunci, produksi konten, distribusi dan promosi, hingga peninjauan performa; kira-kira butuh waktu selama 6-9 bulan.
Dalam rentang waktu tersebut, seringkali hasilnya belum terasa signifikan. Maka sekali lagi, saat menjalankan SEO, tim bisnis kamu wajib bersabar, tekun, dan fokus pada pekerjaan.
Seperti Apa Tim Ideal untuk Pekerjaan SEO?
Tim yang ideal untuk pekerjaan SEO yang cekatan dan bisa diharapkan, tentu tidak hanya terdiri dari 1-2 orang saja. Melainkan ada beberapa talenta yang fokus pada pekerjaannya masing-masing.
Jika ditilik dari pengalaman kami, berikut beberapa posisi yang sekiranya bisa kamu tiru dan terapkan dalam tim:
[su_list icon=”icon: check” icon_color=”#00d80e” indent=”20″]- SEO Specialist. Bertugas untuk menganalisis, menyusun strategi, dan eksekusi. Semua aktivitasnya berhubungan dengan SEO, baik teknikal maupun konten.
- UI/UX Designer. Mengelola tampilan dan pengalaman pengguna ketika mengakses website agar lebih mudah dan cepat.
- Front End Programmer. Kolaborasi dalam penerapan pengoptimalan on page, seperti meta tag, schema, format HTML, dan lainnya.
- Back End Programmer. Kolaborasi dalam penerapan pengoptimalan teknikal, seperti mengatur peta situs, robots.txt, keamanan SSL (HTTPS), pengalihan laman, dan lainnya.
- Content Writer. Bertugas untuk meriset data dan menyajikannya dalam sebuah konten yang mudah dipahami oleh pengguna.
- Outreacher. Kolaborasi bersama divisi PR (public relation) untuk bekerja sama dengan pemilik website lain yang berkualitas.
- Social Media Specialist. Kolaborasi untuk meningkatkan interaksi di sosial media hingga menautkan link website agar mendapat pengunjung yang signifikan.
- Performance Marketing. Bertugas untuk merencanakan pemasaran yang berbayar melalui iklan. Tujuannya untuk mempercepat pertumbuhan pengunjung.
Sekali lagi, kamu tidak perlu langsung menerapkan saran di atas. Karena bagaimanapun juga, semuanya tergantung pada bujet dan jumlah talenta yang ada di bisnismu.
Berapa Gaji SEO Specialist?
Dikutip dari indeed, Rata-rata gaji untuk SEO Specialist di Indonesia adalah Rp 6.314.949 per bulan. Ini juga bisa bervariasi dari satu tempat dan tempat lain, ya.
Berapa Bujet (Investasi) yang Dikeluarkan untuk SEO?
Menurut pengalaman kami, untuk melakukan pekerjaan SEO dari nol hingga peninjauan bulanan, membutuhkan bujet investasi sebesar Rp20-30 juta tiap bulannya.
Tentu, angka di atas sangatlah relatif. Bagi pemilik perusahaan yang beroperasi sudah lama dan penghasilan bulanan sudah stabil, maka investasi tersebut sangat mungkin dilakukan.
Lain halnya dengan UMKM, maka bujet tersebut akan dirasa sangat besar. Karenanya, akan ada perlakuan khusus untuk jenis-jenis usaha yang dijalankan. Baik itu SEO untuk toko online, maupun jenis bisnis yang lain.
Rangkuman
[su_note]- SEO adalah upaya untuk mengoptimalkan situs (dari segi teknis dan konten sesuai pedoman webmaster Google) agar mendapatkan posisi yang bagus di hasil penelusuran Google.
- SEO berguna untuk bisnis dalam hal: menjaring calon pembeli, mengedukasi calon pembeli, membangun brand, membujuk konsumen untuk jadi pelanggan yang loyal.
- Cara kerja penelusuran Google dibagi menjadi 3 tahap dasar: (1) crawling, (2) pengindeksan, (3) penanyangan (dan pemberian peringkat).
- Cara melakukan SEO untuk bisnis memang cukup panjang dan terkadang melelahkan. Namun karena ini merupakan arena marathon, para pelaku bisnis wajib tekun dan fokus.
Bagaimana, sampai di sini sudah cukup pusing paham kan, Apa itu SEO dan bagaimana cara kerjanya? ?
Kalau mau belajar lebih jauh mengenai optimasi konten untuk mesin pencari, Indonesia juga memiliki banyak pakar SEO, loh.
Kami juga masih belajar, dan akan terus membagikan hasilnya kepadamu sebagai acuan. Karena itu, simpan postingan ini dengan cara: ketuk Bookmark (â) di pojok kanan atas browser – agar bisa dibaca lagi nanti.
Selain berbagi konten mendalam, kami juga membuka diskusi seru di Instagram. Kamu bisa bergabung dan Follow (?) IG kami di @PintarJualan.id untuk mendapatkan tips & trik seputar cara pintar jualan online.
Akhir kata, terima kasih yaa ?
Sumber Data
- Search Engine Land, 2021.
- Search Engine Journal, 2018.
- StatCounter Global Stats, 2021.
- Pusat Google Penelusuran, 2021.