Memahami Pengertian Resesi, Contoh, Faktor Penyebab, dan Dampaknya

Hanif 29 Jan 2023 4 Menit 0

Akhir-akhir ini, makin banyak orang yang mencari mengenai pengertian resesi. Maraknya perusahaan teknologi yang melakukan PHK memunculkan spekulasi yang menghubungkannya dengan resesi 2023.

Ketika bicara resesi, yang sering terpikirkan adalah krisis ekonomi. Hal tersebut memang tidak salah. Singkatnya, Resesi adalah masa kontraksi ekonomi yang ditandai dengan penurunan aktivitas ekonomi, output, lapangan kerja, dan pendapatan.

Secara umum, resesi didefinisikan sebagai pendapatan negara berkurang dalam dua kuartal berturut-turut, sehingga peredaran dan perputaran uang menurun.

Namun, definisi ini tidak selalu diterima oleh setiap negara atau organisasi, dan beberapa menggunakan kriteria lain seperti tingkat pengangguran, penjualan ritel, atau indeks harga saham.

Untuk mengetahui definisi resesi dan faktor penyebab resesi, simak artikel ini hingga selesai.

Apa itu Resesi?

Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa resesi adalah masa kontraksi ekonomi atau penurunan aktivitas ekonomi yang ditandai dengan berkurangnya produktivitas ekonomi, penghasilan, dan berkurangnya lapangan kerja. Itu adalah definisi resesi yang banyak diterima.

Secara ilmu ekonomi, resesi didefinisikan sebagai penurunan produk domestik bruto (PDB) atau produk nasional bruto (PNB) selama dua kuartal berturut-turut. Namun, definisi ini tidak selalu diterima oleh setiap negara atau organisasi. Beberapa menggunakan kriteria lain seperti tingkat pengangguran, penjualan ritel, atau indeks harga saham.

Salah satu tanda yang merupakan dampak resesi adalah banyak perusahaan melakukan lay-off atau PHK. Dampak lainnya, daya beli masyarakat jadi menurun.

Resesi juga dapat ditandai dengan kenaikan harga barang dan jasa yang melebihi tingkat inflasi yang diharapkan, serta penurunan tingkat investasi dan konsumsi.

Resesi dapat terjadi secara global atau hanya di sebagian negara saja, dan dapat berlangsung selama beberapa bulan hingga beberapa tahun.

Memahami pengertian resesi, contoh, faktor penyebab, dan dampaknya

Komite Penentuan Siklus Bisnis di National Bureau of Economic Research (NBER) menyediakan cara yang lebih baik untuk mengetahui apakah terjadi resesi. Komite ini menentukan tingkat aktivitas bisnis di dalam perekonomian dengan melihat hal-hal seperti lapangan kerja, produksi industri, pendapatan nyata, dan penjualan grosir-retail.

Mereka menentukan resesi sebagai keadaan ekonomi ketika aktivitas bisnis telah mencapai puncaknya dan mulai turun sampai saat aktivitas bisnis mencapai titik terendah. Saat aktivitas bisnis mulai naik kembali, ini disebut periode ekspansi. Menurut definisi ini, rata-rata resesi berlangsung sekitar satu tahun.

Definisi Resesi menurut Ahli Ekonom Julius Shiskin

Sementara definisi resesi menurut ahli ekonomi sedikit berbeda. Pada tahun 1974, ekonom Julius Shiskin menemukan beberapa aturan sederhana untuk menentukan resesi.

Yang paling populer adalah penurunan PDB (pendapatan negara) dalam dua kuartal berturut-turut. Perekonomian yang sehat akan mengalami perkembangan positif dari waktu ke waktu, jadi dua kuartal berturut-turut dari output yang menyusut menunjukkan ada masalah dasar yang serius, menurut Shiskin.

Aturan lainnya, penurunan 1,5% dalam PDB riil; penurunan 15% dalam pekerjaan non-pertanian; kenaikan dua poin dalam tingkat pengangguran hingga setidaknya 6%.

Dalam hal penyebaran, resesi bisa diidentifikasi dari penurunan dalam pekerjaan non-pertanian di lebih dari 75% industri, seperti yang diukur dalam rentang enam bulan, selama enam bulan atau lebih.

Definisi resesi ini menjadi standar umum selama bertahun-tahun. Meski begitu, definisi lain yang lebih umum juga kerap digunakan.

Faktor Penyebab dan Contoh Resesi

Resesi memiliki dampak yang luar biasa. Karenanya, tidak sedikit yang ingin tahu apa yang menyebabkan resesi?

Ada banyak penyebab yang bisa menjadi pemicu terjadinya resesi. Salah satu kejadian yang baru saja terjadi hingga memicu resesi adalah pandemi. Penyebab lainya bisa juga disebabkan oleh perang, ketidakstabilan politik, kenaikan suku bunga, dan kondisi pasar yang tidak sehat.

Berikut adalah beberapa hal yang bisa menyebabkan resesi:

  1. Guncangan Ekonomi yang Tiba-Tiba
    Contohnya, pada tahun 1970, OPEC memutus jalur minyak ke Amerika Serikat tanpa peringatan, menyebabkan krisis bahan bakar. Contoh lain yang baru saja terjadi adalah resesi pasca pandemi.
  2. Hutang Terlalu Besar yang Tidak Produktif
    Ketika hutang yang dimiliki terlalu besar, biaya layanan untuk menanganinya bisa tumbuh lebih basar hingga hutang tersebut tidak mampu dibayar. Pertumbuhan hutang hingga menyebabkan bangkrut ini mampu membalikkan ekonomi. Contohnya adalah harga properti rumah pada awal 2000-2009 yang menyebabkan munculnya “Great Recession” di Amerika Serikat.
  3. Gelembung Aset
    Ketika keputusan untuk melakukan investasi didasari pada emosi semata, hasil akhir yang buruk tidak akan jauh di belakangnya. Investor bisa jadi terlalu optimis ketika kondisi ekonomi yang kuat. Kebiasaan ini disebut sebagai “Irrrational Exurbance“. Contohnya pada masa saham yang mampu menghasilkan keuntungan besar pada akhir 1990-an. Kondisi ini membuat harga saham dan real estate melambung tinggi, dan ketika gelembung harga ini meledak, pasar jadi berantakan karena panic selling.
  4. Inflasi terlalu Tinggi
    Inflasi adalah pertumbuhan harga yang meningkat dengan stabil seiring waktu. Inflasi bukan hal yang buruk, namun, ketika angka inflasi melonjak secara berlebihan, dapat menimbulkan bahaya. Bank mengendalikan inflasi dengan meningkatkan suku bunga, dan suku bunga yang semakin tinggi mengurangi aktivitas ekonomi. Inflasi yang tidak terkendali pernah menjadi maslah di Amerika Serikat pada tahun 1970-an.
  5. Deflasi yang terlalu Tinggi
    Selain inflasi yang tidak terkendali, deflasi juga bisa menimbulkan bahaya yang bahkan lebih buruk. Deflasi terjadi ketika harga turun seiring waktu, yang menyebabkan angka penghasilan mengerut. Contoh dari deflasi yang terlalu tinggi terjadi dengan Jepang pada tahun 1990-an.
  6. Pergantian Teknologi
    Teknologi baru memang mampu meningkatkan produktivitas dan membantu ekonomi dalam jangka panjang, tetapi hal tersebut juga disertai masa adaptasi untuk menyesuaikan dengan terobosan teknologi. Hal ini bisa ditemui pada revolusi industri. Kini, beberapa ahli ekonom juga memiliki kekhawatiran yang sama terkait AI dan robot yang akan menyebabkan resesi dengan mengambil alih beberapa pekerjaan.

Dengan mencermati penyebab resesi di atas, kamu bisa mengetahui apa itu resesi dan contohnya dengan lebih baik.

Sering Ditanyakan Terkait Pengertian Resesi [FAQ]

Berikut adalah beberapa pertanyaan terkait resesi yang sering diajukan. Mungkin kamu memiliki pertanyaan yang sama? Simak jawabannya di bawah.

Apa yang dimaksud dengan Resesi?

Resesi adalah kontraksi ekonomi atau penurunan aktivitas ekonomi yang ditandai dengan penurunan produktivitas ekonomi, berkurangnya ketersediaan lapangan kerja, dan pemotongan penghasilan.

Resesi 2023 Karena Apa?

Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan resesi 2023. Secara umum, resesi 2023 bisa disebabkan karena angka inflasi yang sudah terlalu tinggi. Pemicu lainnya seperti perang Ukraina dan peningkatan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Jepang juga bisa menjadi penyebab terjadinya resesi.

Apakah 2023 Akan Resesi?

Beberapa ahli ekonomi memperingatkan bahwa resesi dunia pada tahun 2023 memiliki kemungkinan terjadi yang tinggi. Ini bukan berarti masyarakat perlu panik, namun direkomendasikan untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi resesi dengan melakukan efisiensi dan manajemen keuangan yang baik.

Akhir Kata

Begitulah beberapa penjelasan mengenai pengertian resesi beserta penyebab dan contohnya.

Secara umum, resesi didefinisikan sebagai kondisi ekonomi yang mengalami penurunan. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua kondisi ekonomi yang mengalami penurunan dapat diklasifikasikan sebagai resesi. Penyebaran penurunan ini juga perlu dipertimbangkan, dengan resesi dianggap sebagai kondisi yang terjadi dalam lebih dari 75% industri.

Selain ditandai dengan penurunan PDB riil, resesi bisa ditandai dengan peningkatan tingkat pengangguran, dan penurunan dalam pekerjaan non-pertanian yang berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama.

Namun, krisis resesi ini bukan hal yang membuat kita panik. Sebagai masyarakat, kita bisa menyikapinya dengan melakukan efisiensi ekonomi dan mengembangkan diri. Misalnya dengan memulai bisnis sendiri.

Semoga artikel ini bisa membantumu untuk memahami mengenai resesi. Jika kamu memiliki opini atau penjelasan lain mengenai resesi, kamu juga bisa menambahkannya ke kolom komentar. Sampai bertemu di artikel Pintarjualan berikutnya.


Kamu bisa meninggalkan komentar dan memberikan masukan melalui media sosial @pintarjualan.id di Instagram dan Tips PintarJualan di Facebook. Yuk, baca artikel menarik lainnya di pintarjuaan.id seputar Berita, Anteraja atau artikel lainnya dari Hanif Mufid. Untuk informasi lebih lanjut atau ada keperluan sesuatu silakan hubungi kami via admin@pintarjualan.id


sumber:

  • What Is A Recession? – https://www.forbes.com/advisor/investing/what-is-a-recession/
Bagikan ke:
Diarsipkan di bawah:
Hanif
Ditulis oleh

Hanif

hi, I'm a SEO content writer with interest on business, entrepreneur, digital marketing, and many more

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *