ADVERTISEMENTS
Harga barang dari tahun ke tahun kerap mengalami kenaikan, terutama barang-barang untuk kebutuhan sehari-hari. Sementara jika kamu menabung di bank, uang yang kamu simpan tersebut akan tergerus inflasi setiap tahunnya.
Jika pendapatan yang kamu peroleh tiap tahunnya mengalami kenaikan yang tinggi, mungkin tak masalah, akan tetapi bagaimana kalau pemasukan yang kamu terima jumlahnya tetap? Hal ini pastinya akan membuat daya beli kamu terhadap sesuatu menjadi turun.
Akibatnya, kamu dapat terjebak ke dalam masalah finansial, karena biaya hidup makin tinggi, sedangkan pengeluaran kamu makin berat dan tabungan kian tak cukup untuk membeli barang-barang masa kini.
Nah, salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan mulai memikirkan rencana investasi agar dapat mencapai financial freedom. Bagaimana cara memulai investasi untuk pemula, terutama bagi anak muda saat ini?
ADVERTISEMENTS
1. Menentukan Tujuan Investasi

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, kamu harus memahami terlebih dahulu tujuan kamu yang sebenarnya. Apakah untuk dana pendidikan, beli rumah, kesehatan, pensiun dini, atau lainnya? Sebab, tujuan investasi tersebut akan menentukan:
- Jangka waktu investasi (Pendek, menengah, panjang)
- Jenis instrumen investasi yang cocok untuk kamu ambil
- Besarnya peluang dan risiko yang nanti akan kamu hadapi
Misalnya nih, kamu ingin membeli rumah dalam waktu 10-15 tahun lagi, berarti kamu disarankan menggunakan jenis instrumen investasi kombinasi seperti emas dan reksa dana.
Mengapa perlu memilih instrumen kombinasi? Sebab, harga rumah di Indonesia cukup mahal dan kamu perlu dana yang besar agar dapat membeli hunian idaman kamu dalam jangka waktu menengah hingga panjang. Ini artinya, instrumen investasi yang kamu pilih harus mendatangkan cuan yang tinggi serta aman ketika pasar sedang turun atau lesu.
Sebelum benar-benar memutuskan untuk memilih jenis instrumen investasi tersebut, kamu dapat membekali diri dengan beragam pengetahuan tentang dunia investasi, termasuk strategi, pasar modal, profit, dan sebagainya di Investor Indonesia. Selain membantu kamu dalam mengambil keputusan berinvestasi, juga menambah pengetahuan serta informasi terhadap dunia investasi yang terbaru, sehingga mampu memperkecil risiko kerugian di masa mendatang.
ADVERTISEMENTS
2. Pilih Instrumen Investasi Berdasarkan Risiko

Apa maksudnya memilih instrumen investasi berdasarkan risiko? Setiap instrumen investasi yang kamu pilih memiliki risiko rendah hingga tinggi.
Contohnya, emas. Instrumen investasi yang satu ini risikonya terbilang rendah dan cocok untuk disimpan dalam jangka panjang karena nilainya terus mengalami kenaikan. Harga emas tahun 2025 per 1 gramnya saja bahkan hampir menyentuh angka 2 juta rupiah dan diprediksi di tahun-tahun berikutnya, harga beli emas akan lebih mahal.
Baca Juga
Sebagai pemula, kamu tidak harus langsung memahami setiap risiko instrumen investasi yang ada saat ini, akan tetapi kamu dapat mencoba satu per satu sembari mempelajari peluang, risiko, dan keuntungannya.
Berikut beberapa pilihan instrumen umum:
Instrumen | Risiko | Cocok untuk |
---|---|---|
Emas | Rendah | Simpanan aman |
Reksa Dana Pasar Uang | Rendah – Sedang | Dana darurat (Cocok bagi pemula) |
Reksa Dana Saham | Sedang – Tinggi | Investasi jangka panjang |
Saham Langsung | Tinggi | Kamu yang berani ambil risiko |
P2P Lending | Sedang – Tinggi | Kamu Yang ingin diversifikasi |
3. Mulailah dari Modal Terkecil

Mungkin kamu berpikir kalau untuk memulai investasi memerlukan modal yang banyak, padahal hal tersebut tidaklah sepenuhnya benar. Kamu bahkan bisa memulai berinvestasi dengan modal Rp50 ribu hingga Rp100 ribu saja. Contoh saja beli reksa dana lewat aplikasi seperti Bibit, Ajaib, dan lain-lain.
Dengan belajar dan memulai investasi dari nominal yang kecil akan membuat keuangan kamu lebih aman, karena risiko kerugian yang kamu hadapi sebagai investor pemula sangatlah kecil. Selain itu, sembari berinvestasi, kamu juga dapat mengamati, menganalisis, dan membuat keputusan keuangan yang lebih baik.
Ingat, cara memulai investasi untuk pemula yang tepat adalah melakukannya secara konsisten, karena lebih baik daripada terpaku dengan jumlahnya. Jangan terpaku pada hasil besar secara instan, tetapi nikmatilah prosesnya secara perlahan. Nantinya, pelan-pelan kamu akan memahami bagaimana pasar modal atau dunia investasi tersebut berjalan.
ADVERTISEMENTS
4. Lakukan Investasi secara Konsisten dan Edukasi Diri

Cara memulai investasi paling tepat selanjutnya adalah mengedukasi diri sembari melakukan investasi secara konsisten. Mengapa langkah keempat ini penting? Investasi tidak berbeda jauh dengan bisnis online, yakni memiliki peluang tetapi juga dibarengi risiko yang sewaktu-waktu dapat menghampiri investor itu sendiri.
Jadi, penting untuk invest secara rutin dengan tujuan agar keuntungan yang kamu peroleh dapat berkembang meski nominalnya kecil dan pastinya efeknya makin besar dari tahun ke tahun.
Misalnya saja, kamu investasi sejumlah Rp300.000 selama 10 tahun dengan return rata-rata 5% per tahun, maka dana kamu bisa berubah menjadi RpRp46.584.683. Padahal setoran kamu hanya Rp300.000 x 12 bulan x 10 tahun = Rp36 juta.
Dari perhitungan tersebut, kamu bisa menilai bahwa terjadi pertumbuhan Rp10,5 juta dari imbal hasil investasi. Menarik, kan?
Oleh karena itu, investasi secara rutin sembari banyak belajar dari berbagai sumber terpercaya akan membuatmu lebih pandai dalam melihat situasi pasar. Tak hanya itu, jika kamu sudah mengenal pasar dengan baik, kamu menjadi seorang pemula yang tahan banting ketika pasar turun, tidak mudah panik dan jual rugi.