{"id":2717,"date":"2022-02-27T20:10:17","date_gmt":"2022-02-27T13:10:17","guid":{"rendered":"https:\/\/pintarjualan.id\/2022\/02\/27\/budidaya-ulat-bumbung-peluang-bisnis-di-kalimantan-selatan\/"},"modified":"2022-10-25T15:14:50","modified_gmt":"2022-10-25T08:14:50","slug":"budidaya-ulat-bumbung-peluang-bisnis-di-kalimantan-selatan","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pintarjualan.id\/budidaya-ulat-bumbung-peluang-bisnis-di-kalimantan-selatan\/","title":{"rendered":"Budidaya Ulat Bumbung, Peluang Bisnis di Kalimantan Selatan"},"content":{"rendered":"\n

Jakarta<\/strong> – Budidaya ulat bumbung kini bisa jadi salah satu peluang bisnis yang cukup menjanjikan dan menguntungkan di Kalimantan Selatan.<\/p>\n

Ulat yang selama ini merupakan hewan yang menggelikan bagi sebagian orang ternyata bisa menjadi peluang bisnis yang menjanjikan bagi masyarakat di Kalimantan Selatan.<\/p>\n

Seperti ulat bumbung menjadi salah satu hewan yang dicari oleh beberapa komunitas warga untuk pakan burung, ikan dan reptil juga untuk memancing.<\/p>\n

Baca juga: Shuttlecock Buatan UMKM Batang Tembus Pasar Luar Negeri<\/a><\/strong><\/p>\n

Salah seorang pengusaha ulat bumbung, Tahmidillah, warga Kabupaten Hulu Sungai Tengah , mampu meraup keuntungan hingga Rp 10 juta per bulan dari bisnis ulat bumbung.<\/p>\n

Menurut dia, ulat bumbung atau ulat bambu yang bernama ilmiah Erionota Thrax ini, biasanya dimanfaatkan warga untuk umpan memancing ikan.<\/p>\n

“Pasarnya cukup luas, sebagian besar warga yang hobi memancing, mencari ulat ini, agar pancingnya cepat dipatok ikan,” katanya seperti dikutip dari Ulasan.co\n<\/path>\n<\/svg><\/a>, Minggu (27.02.2022).<\/p>\n

Apalagi selama masa pandemi, menurutnya kebutuhan ulat ini semakin meningkat, seiring semakin banyaknya warga yang hobi memancing untuk mengisi waktu luangnya.<\/p>\n

Hal tersebut, juga ditandai dengan menjamurnya tempat-tempat wisata pemancingan yang ada hampir di seluruh wilayah Kalsel.<\/p>\n

Di wilayah Banua Anam, ulat bambu menjadi primadona bagi pemancing untuk dijadikan umpan. Biasanya ulat ini untuk memancing ikan haruan (gabus) dan papuyu (betok).<\/p>\n

Sayangnya, potensi ternak ulat tersebut belum dimanfaatkan dengan baik oleh peternak ulat daerah. Untuk mendapatkan ulat tersebut, pedagang mendatangkan dari Jawa dan Sumatra.<\/p>\n

Menurut Tahmidillah, hingga kini belum ada peternak yang berhasil membudidayakan ulat bumbung ini, walaupun telah beberapa kali dicoba.<\/p>\n

Selain  itu, ia juga menambahkan bahwa beberapa pembudidaya di Amuntai, Kandangan, Balangan, Tanjung, Tapin termasuk HST belum ada yang berhasil mengembangkan.<\/p>\n

Sehingga, terpaksa hingga kini para pedagang masih harus mendatangkan ulat-ulat tersebut dari beberapa daerah seperti Bandung, Semarang, urabaya dan beberapa daerah di Sumatra.<\/p>\n

Baca juga: Taiyaki Don, Jajanan Khas Jepang Hadir di Tanjungpinang<\/a><\/strong><\/p>\n

Setiap kali datang biasanya sebanyak 2 ribu hingga 4 ribu ruas (bumbung) atau disesuaikan dengan musim. Jika musim hujan biasanya dalam satu bulan bisa dua kali pengiriman.<\/p>\n

Puncaknya di pertengahan tahun, dalam satu minggu bisa dua kali pengiriman. Pada 2021, dia mendatangkan ulat hingga hingga 80 ribu ruas yang dia distribusikan ke pengecer.<\/p>\n

Ia kemudian menjual ulat-ulat tersebut dengan harga Rp 5 Ribu sampai Rp 11 ribu dengan keuntungan rata-rata mencapai Rp 1.000 per bumbung.<\/p>\n

“Harga dan jumlah ulat mengikuti cuaca, kalau musim hujan pasti lebih murah dan banyak,” kata Tahmdillah dikutip dari Ulasan.co\n<\/path>\n<\/svg><\/a>, Minggu (27.02.2022).<\/p>\n

Waktu panen ulat antara daerah satu dengan lainnya juga berbeda. Kalau di Pulau Jawa itu dari bulan Februari-September, selanjutnya disambung ulat dari Sumatera.<\/p>\n

Secara kualitas, tak ada bedanya ulat dari Jawa dan Sumatera, yang membedakan hanya soal jarak dan biaya pengiriman. Jika ulat dari Jawa  waktunya juga paling lama sehari.<\/p>\n

Sedangkan dari Sumatera harus pakai kargo dengan biaya yang mahal. “Karena pengiriman lama, kebiasaan ulatnya lemas, karena lama di perjalanan. Itu yang membedakan,” katanya.<\/p>\n

Keuntungan per bulan , kalau musim memancing bisa mencapai Rp10 juta per bulan, namun kalau di hari biasa, kisaran Rp5 juta hingga Rp6 juta per bulan.<\/p>\n

Baca juga: Salut! 5 Ton Arang Tempurung Kelapa di Bintan Tembus Pasar Malaysia<\/a><\/strong><\/p>\n

Ia pun pernah mencoba membudidayakan sendiri, namun selalu gagal, karena belum menemukan cara yang tepat, seperti ulat dari daerah lain.<\/p>\n

“Pemasok saya itu juga tidak membudidayakan. Tapi mereka mencari ke hutan. Saya belum menemukan pemasok yang ulat bumbung nya dari hasil budidaya,” ucapnya.<\/p>\n


\n

Artikel ini telah terbit di Ulasan.co dengan judul “Budidaya Ulat Bumbung, Peluang Bisnis dari Kalimantan Selatan”<\/strong>.<\/em><\/p>\n

Link: https:\/\/ulasan.co\/budidaya-ulat-bumbung-peluang-bisnis-dari-kalimantan-selatan\/<\/em><\/p>\n<\/body><\/html>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Jakarta – Budidaya ulat bumbung kini bisa jadi salah satu peluang bisnis yang cukup menjanjikan dan …<\/p>\n","protected":false},"author":6,"featured_media":9418,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"rank_math_lock_modified_date":false,"footnotes":"","spc_primary_category":0},"categories":[9,223],"tags":[687,685,686],"acf":[],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/pintarjualan.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/2717"}],"collection":[{"href":"https:\/\/pintarjualan.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/pintarjualan.id\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pintarjualan.id\/wp-json\/wp\/v2\/users\/6"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pintarjualan.id\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=2717"}],"version-history":[{"count":1,"href":"https:\/\/pintarjualan.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/2717\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":2719,"href":"https:\/\/pintarjualan.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/2717\/revisions\/2719"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pintarjualan.id\/wp-json\/wp\/v2\/media\/9418"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/pintarjualan.id\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=2717"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/pintarjualan.id\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=2717"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/pintarjualan.id\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=2717"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}