{"id":2145,"date":"2022-01-18T17:20:44","date_gmt":"2022-01-18T10:20:44","guid":{"rendered":"https:\/\/pintarjualan.id\/2022\/01\/18\/kisah-sukses-crazy-rich-malang-pemilik-ms-glow\/"},"modified":"2022-10-25T15:26:39","modified_gmt":"2022-10-25T08:26:39","slug":"kisah-sukses-crazy-rich-malang-pemilik-ms-glow","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pintarjualan.id\/kisah-sukses-crazy-rich-malang-pemilik-ms-glow\/","title":{"rendered":"Fakta Menarik Kisah Sukses Crazy Rich Malang Pemilik MS Glow"},"content":{"rendered":"\n

Siapa yang tak kenal crazy rich Malang Shandy Purnamasari\n<\/path>\n<\/svg><\/a> dan Gilang Widya Pratama\n<\/path>\n<\/svg><\/a>. Pemilik MS Glow, Juragan 99, sekaligus presiden Arema FC.<\/p>\n

Di usianya yang masih terbilang mudah, mereka sudah memiliki jet pribadi, rumah mewah di Malang, Jawa Timur, dan mengoleksi berbagai super car.<\/p>\n

Keduanya berhasil membangun bisnis hingga sukses besar. Mereka sempat viral karena menggantungkan krupuk di kaca spion mobil ferrari milik mereka sendiri.<\/p>\n

Shandy dan Gilang tak sungkan menceritakan kisah suksesnya hingga mendapat julukkan crazy rich Malang. Berikut fakta-fakta menarik dari kisah sukses crazy rich malang tersebut.<\/p>\n\n

1. Bukan Anak Orang Kaya<\/h2>\n

Shandy dan Gilang bukan anak orang kaya. Shandy berasal dari keluarga kurang mampu. Bahkan, agar bisa sekolah saja ia terpaksa sekolah di sekolah negeri.<\/p>\n

“Iya dari keluarga gak mampu. Aku sekolah aja harus di negeri, kalau gak negeri aku gak akan bisa sekolah,” tutur Shandy dikutip dari channel YouTube Boy William, Senin  (24\/5\/2021) .<\/p>\n

Sementara Gilang sendiri adalah anak seorang PNS. Kepada Boy William, ia mengaku ayahnya adalah seoarang PNS. “Keluarga biasa, papaku PNS,” kata Gilang masih dari sumber yang sama.<\/p>\n

Shandy mengaku, bahwa waktu kecil ia ingin punya springbed tapi tidak mampu beli. Disaat teman-temannya sudah punya kasur sendiri, mereka terpaksa menunda keinginannya.<\/p>\n

“Jadi waktu kecil itu kita ingin bisa punya springbed sendiri, ingin punya kamar sendiri, tapi tidak kesampaian gitu. Jadi finally sekarang kita wujudkan lewat anak kita. Teman sudah pada punya, kita enggak kesampaian,” papar Shandy.<\/p>\n

2. Pernah Jualan Online<\/h2>\n

Siapa sangka, Shandy pemilik MS Glow memulai kariernya dengan berjualan secara online di media sosial. Ia baru membuat brand sendiri ketika sudah memiliki modal dan relasi dari berbagai kota.<\/p>\n

“Jadi awalnya dari passion saja sih, merawat diri seorang perempuan pada umumnya. Awalnya aku jual produk orang Boy, karena kan enggak punya modal. Medsosku buat jualan. Terus ketemu customer dari berbagai kota, terus aku punya modal. Aku bikinlah branding sendiri,” cerita Shandy kepada Bow William di channel Youtube milik Boy William Senin (24\/5\/2021) .<\/p>\n

Sandy mengaku tidak malu jualan online lewat media sosial. Padahal, saat itu masih banyak yang belum menggunakan medsos untuk berjualan.<\/p>\n

“Dulukan medsos dipakai buat foro selfie, terus beli makanan di foto. Ke tempat mana difoto, gitu kan. Aku ngga malu gitu, aku pakai buat posting jualan. Jadi aku jula aja gitu,” lanjut Shandy.<\/p>\n

Dari medsos tersebut kemudian bisnis online Shandy berkembang pesat. Ia akhirnya punya banyak reseller, ada yang dari Bali, Medan, Papua, dan Balikpapan. Dari situ produknya laris terpesan.<\/p>\n

“Asal mulanya kita jualan dulu pakai medsos, terus ternyata medsos itu hebat banget karena kita ketemu orang dari seluruh Indonesia kan. Jadi kita punya reseller akhirnya. Dari Bali, dari Balikpapan, dari papua, dari Medan. Semua kumpul sampai akhirnya banyak banget orderan kita,” kata Shandy dikutip dari channel Youtube Succes Before 30, Minggu (12\/6\/2021)<\/p>\n

3. Budget 15 Ribu Buat Makan Sehari<\/h2>\n

Sempat hidup susah, Sandy dan Gilang sempat mematok uang makan Rp 15 ribu untuk satu hari. Dibalik kesuksesan Sandy dan Gilang, mereka juga sempat makan dengan budget Rp 15 ribu sehari.<\/p>\n

Sandy mengatakan, seperti dikupit dari Channel Youtube Boy William, Senin (24\/5\/2021), uang Rp 15 ribu sebagian untuk membeli lauk dan sebagian lagi untuk beli sayur dan nasi.<\/p>\n

“Kita pernah susah, kita pernah makan Rp 5 ribu. Rp 15 ribu sehari jadi kalau amit-amit diambil kita udah pernah (merasakan). Rp. 5 ribu itu untuk beli satu lauk. Lainnya buat beli sayur nasi,” kata Shandy.<\/p>\n

4. Gemar Berbagi<\/h2>\n

Sudah bukan rahasia lagi, jika Shandy dan Gilang memang terkenal sering berbagi. Mereka pernah memberi reward mobil BMW kepada para karyawannya.<\/p>\n

“Krna karyawan adalah saet perusahaan sesungguhnya. Loyalitas dan kerja keras kalian yang membuat kita terus increase. Congratulations!!! reward paling membanggakan BMW barunya,” tulis Sandy di akun instagram shandypurnamasari, pada Rabu (17\/02\/2021).<\/p>\n

Selain itu, Gilang juga pernah memberi bonus kepada para atlet yang berjuang di Olimpiade Tokyo 2020. Bonus Rp500 juta untuk peraih emas, Rp250 untuk peraih perak, dan Rp100 juta untuk peraih perunggu.<\/p>\n

“Bonus dari @j99corp untuk peraih medali emas masing2 akan mendapatkan bonus 500juta rupiah, untuk medali perak 250juta rupiah dan untuk medali perunggu 100juta rupiah” tulis Gilang di akun instagram juragan_99, pada Selasa (3\/8\/2021).<\/p>\n

Kata Shandy, gemar berbagi itu merupakan ajaran dari Ibu Gilang. Meski dengan gaji pas-pasan Gilang tetap mengajarkan kepada Shandy untuk  berbagai seperti Ibunya.”Itu ajaran dari mamah,” ujar Shandy.<\/p>\n\n

5. Berawal dari Usaha Cuci Motor dan Keset<\/h2>\n

Bukan karena suntingan dana dari investor, Gilang mengawali usahanya dengan membuka tempat cuci motor dan jualan keset. “Awalnya dari cuci motor kemudian jualan keset juga,” ucap Gilang dikutip dari channel Youtube Trans& Official, pada  Jumat (12\/2\/2021).<\/p>\n

Gilang mengawali usaha cuci motor sejak tahun 2009 dengan upah Rp 5 ribu rupiah untuk 1 motor. Dikutip dari channel Youtube yang sama, kepada Raffi Ahmad\n<\/path>\n<\/svg><\/a> ia mengatakan “Aku mulai usaha cucian motor dari tahun 2009, Rp 5 ribu 1 motor”.<\/p>\n

Keduanya kini tidak saja memiliki bisnis cuci motor dan jualan online. Melainkan juga memiliki bisnis MS Glow, Juragan 99, konveksi, cafe, kos-kosan elit, kelas drifting, vape, dan kargo.<\/p>\n

6. Sukses Setelah Menikah<\/h2>\n

Ditanya Gading Martin\n<\/path>\n<\/svg><\/a> soal titik balik setelah membuka usaha motor dan jualan keset, Gilang menjawab titik baliknya setelah dirinya menikah. Menurutnya Istri dan anak membawa rezeki.<\/p>\n

“Titik baliknya setelah aku nikah, istri sama anak bawa rezeki” tutur Gilang kepada Gading dan Raffi seperti dikutip dari channel Youtube Trans7 Official, pada  Jumat (12\/2\/2021).<\/p>\n

Meski pernah hidup susah, pasangan suami istri tersebut tak lantas menyerah. Bermodal fokus dan yakin, mereka kini menjadi pengusaha yang sukses dan menginspirasi banyak orang.<\/p>\n\n

7. Siap Susah Lagi<\/h2>\n

Shanty dan Gilang siap susah lagi jika sewaktu-waktu seluruh kekayaan yang dimilikinya habis. Menurut mereka, semua harta yang mereka miliki sekarang hanya titipan.<\/p>\n

Selain itu, mereka juga pernah hidup susah sebelumnya. Mereka siap jika sewaktu-waktu hidup mereka kembali seperti dulu lagi.<\/p>\n

“Ya udah kita siap aja, sekarang ini semua titipan dan kita tidak perlu merisaukan itu semua” kata Gilang kepada Boy dikutip dari channel Youtube Boy William, Senin (24\/5\/2021).<\/p>\n

Shandy merupakan seorang muslim kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 10 Oktober 1991. Sementara Gilang juga merupakan seorang muslim yang lahir di Probolinggo, Jawa Timur, 4 Mei 1989.<\/p>\n<\/body><\/html>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Siapa yang tak kenal crazy rich Malang Shandy Purnamasari dan Gilang Widya Pratama . Pemilik MS …<\/p>\n","protected":false},"author":6,"featured_media":9626,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"rank_math_lock_modified_date":false,"footnotes":"","spc_primary_category":0},"categories":[9,223],"tags":[321,325,323,322,324],"acf":[],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/pintarjualan.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/2145"}],"collection":[{"href":"https:\/\/pintarjualan.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/pintarjualan.id\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pintarjualan.id\/wp-json\/wp\/v2\/users\/6"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pintarjualan.id\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=2145"}],"version-history":[{"count":1,"href":"https:\/\/pintarjualan.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/2145\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":2147,"href":"https:\/\/pintarjualan.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/2145\/revisions\/2147"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pintarjualan.id\/wp-json\/wp\/v2\/media\/9626"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/pintarjualan.id\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=2145"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/pintarjualan.id\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=2145"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/pintarjualan.id\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=2145"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}